[PORTAL-ISLAM.ID] Pihak Kostrad membantah tudingan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo soal patung Soeharto, AH Nasution dan Sarwo Edhi Wibowo yang hilang dari Musuem Darma Bhakti di Kostrad dikaitkan dengan komunisme.
Menurut keterangan Kostrad, tiga patung jenderal TNI itu tidak hilang, tapi dibongkar oleh inisiatif dari mantan Pangkostrad Letjen Purn Azmyn Yusri Nasution, yang dulu saat menjabat punya ide bikin diaroma tiga jenderal tersebut.
Atas penjelasan Kostrad itu, Gatot mengatakan tak bisa lho asal main ambil saja barang yang ada di museum, sebab sesuai peraturan pemerintah yang ia tahu, semua barang yang ada di museum itu milik negara.
Mantan Panglima TNI itu merespons, raibnya tiga patung jenderal itu kalau pun dijelaskan diminta oleh pembuatnya, tetap saja tidak boleh asal ambil.
“Oke diminta, tapi apakah didengar kepala staf, pimpinan? Tak bisa barang di museum tiba-tiba diminta begitu saja,” jelas Gatot alam wawancara dengan tvOne, Senin 27 September 2021.
Dia mengatakan kalau pun tiga patung jenderal itu diminta oleh mantan Pangkostrad yang membuatnya, tetap saja ada aturannya.
“Kalau diminta, ya harusnya diberikan tapi dibuatkan dulu replikanya, baru dikembalikan patungnya. Jadi replikanya tetap ada di situ, itulah sejarah dan peran TNI menyelamatkan bangsa pada 1965,” ujarnya.
Gatot menyampaikan patung pahlawan lainnya pun akan bikin gaduh kalau dihilangkan atau raib.
“Kalau ada niat baik, buat dulu replikanya sama persis, baru diserahkan. Jadi gini seandainya patung Bung Karno di manapun itu dihilangkan, dimusnahkan bagaimana keluarganya dan warga lain, tidak suka kan? itu logikanya berpikirnya,” tegas Jenderal Gatot yang pernah menjabat Pangkostrad 2013 – 2014 itu.
Selengkapnya video tayangan tvOne: