[PORTAL-ISLAM.ID] Pagi ini saya dan seorang rekan mengendarai taksi. Ternyata si sopir menempatkan dan menempelkan sebuah lembaran yang berisikan satu halaman Alquran di atas setir mobil, sebagaimana kalian lihat. Kami meminta ijin untuk jepret (difoto).
Dia menjawab: "Semoga Allah memaafkan kalian. Tolong tutupi aku. (Takut riya')."
Aku katakan: "Aku jepret namun tidak kami tampakkan wajah anda. Ini agar orang lain bisa menjadikan hal itu sebagai teladan."
Akhirnya dia menyetujui.
"Bagaimana anda bisa meluangkan waktu guna membaca Alqur'an di balik semua kesibukan yang anda lakoni?" Tanyaku.
"Aku tidak membaca namun menghafal. Setiap kali berhenti di lampu merah, aku mencoba hafal satu ayat. Saat lampu hijau, aku mengulang-ulang apa yang kuhafal. Begitu seterusnya." Jawabnya.
Mendengar jawabannya, aku teringat firman Allah:
رِجَالٌۭ لَّا تُلْهِيهِمْ تِجَـٰرَةٌۭ وَلَا بَيْعٌ عَن ذِكْرِ ٱللَّهِ وَإِقَامِ ٱلصَّلَوٰةِ وَإِيتَآءِ ٱلزَّكَوٰةِ ۙ يَخَافُونَ يَوْمًۭا تَتَقَلَّبُ فِيهِ ٱلْقُلُوبُ وَٱلْأَبْصَـٰرُ
"Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan shalat, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang." (QS. An-Nur: 37)
____
Sumber: أكاديمية اللسان المبين
Alih bahasa: Yani Fahriansyah