[PORTAL-ISLAM.ID] Masih soal video santri Tahfidz Quran yang menutup telinga saat terdengar musik. Kejadian saat para santri itu menunggu vaksinasi.
Ternyata bukan cuma anaknya Hendropriyono si Diaz yang membully di akun Ig-nya, para buzzeRp juga ramai-ramai menjadikan video santri itu untuk melabeli dengan tudingan Taliban-ISIS-Wahabi-Takfiri bla bla bla.
"Ada yang tahu ini dari santri mana? Lebay banget sampai menutup kupingnya. Indoktrinasi mengharamkan musik ini gak beda jauh dengan Taliban, ISIS, Al Qaeda & Wahabi Takfiri," kicau akun @David_Wijaya03.
Kicauan buzzer ini ditanggapi Cendekiawan Nahdatul Ulama Nadirsyah Husen atau Gus Nadir.
"Gak harus buru2 dianggap kayak Taliban. Hukumnya mendengarkan musik itu ada ulama yg bilang haram, dan ada yg bolehin. Kita hormati saja. Bagi yg bilang boleh, alasannya ada di gambar: Syekh Yusuf Qaradhawi, Kitab Nailul Awthar dan al-Fiqhul Islami Syekh Wahbah," kata Gus Nadir di akun twitternya @na_dirs, Selasa (14/9/2021).
"Ulama yg bilang haram juga punya dasar rujukan. Pada titik ini ya kita saling hormat saja terhadap pilihan yg berbeda. Bagi yg bilang haram, mendengarkannya dianggap berdosa & bisa membuat hafalan Quran menjadi lupa. Bagi yg blg boleh, mendengarkan musik dapat melalaikan utk murajaah. Karena hafalan memang mesti dijaga dan diulang2 terus. Jadi belum tentu semua santri yg gak mau dengar musik karena sdg menghafal Quran itu akibat menganggap musik haram," ujar Gus Nadir.
Gus Nadir bahkan memuji sikap santri ini.
"Sikap para santri di video yg menutup telinganya itu bagus. Mereka tdk ngamuk atau memaksa musik dimatikan," kata Gus Nadir.
"Justru disana terlihat toleransi ustad dan santri utk memilih menutup telinga & menjaga diri ketimbang memaksakan paham mereka dg cara kekerasan," lanjut Gus Nadir.
"Bukankah esensi toleransi ada di sana? Jadi jangan buru2 mengaitkan mereka dg paham Islam garis keras hanya krn mrk berbeda pemahaman," pungkasnya.