[PORTAL-ISLAM.ID] Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang digarap kerjasama dengan China sekarang biayanya membengkak gila-gilaan, dari Rp 86 Triliun menjadi Rp 114 Triliun. Padahal tidak jelas apa manfaat proyek ini bagi rakyat. Benar-benar suatu kebodohan proyek ini.
Tak cukup dengan satu kebodohan, ada kebodohan berikutnya dengan ngotot pindah Ibu Kota.
Untuk membiayai pembangunan di Ibu Kota baru, pemerintah akan menyewakan aset-aset (gedung dan bangunan) Pemerintah Pusat di Jakarta (seperti gedung/kantor Kementerian dll), untuk membangun gedung yang sama, cuma lokasinya di Kalimantan.
"Kebodohan berikutnya stlh Kereta Cepat. Monetisasi aset2 pemerintah pusat di Jakarta utk membiayai bikin bangunan2 baru yg sesungguhnya sdh ada di Jkt," kata aktivis Elisa @elisa_jkt di twitter.
"Zona Nilai Tanah calon gedung OJK bisa 220jt/m2. ZNT kompleks BI sampai 120 jt/m2. Lalu ditukar lokasi Kalimantan?" ungkapnya.
"Ini seperti loe punya rumah di Dukuh Atas yg udah komplit sarpras (sarana prasarana) dan paling terkoneksi dan loe jual rumah loe utk beli rumah di desa antah berantah gak ada apa2 dan kudu mulai dari awal termasuk bangun sarpras. Dan terus kerjaannya tetap sama - gak berubah jd petani," lanjutnya.
Kebodohan berikutnya stlh Kereta Cepat. Monetisasi aset2 pemerintah pusat di Jakarta utk membiayai bikin bangunan2 baru yg sesungguhnya sdh ada di Jkt 😂😂😂
— Elisa (@elisa_jkt) September 6, 2021
Zona Nilai Tanah calon gedung OJK bisa 220jt/m2. ZNT kompleks BI sampai 120 jt/m2. Lalu ditukar lokasi Kalimantan? 😂😂 https://t.co/p0zrNyJFe9
Ini seperti loe punya rumah di Dukuh Atas yg udah komplit sarpras dan paling terkoneksi dan loe jual rumah loe utk beli rumah di desa antah berantah gak ada apa2 dan kudu mulai dari awal tmsk bangun sar pras. Dan terus kerjaannya tetap sama - gak berubah jd petani.
— Elisa (@elisa_jkt) September 6, 2021