AKHIRNYA CONGOR DIAZ HENDRO "DISUMPAL" MBAK YENNY WAHID!
Jujur saja, ini yang saya tunggu!
Sejak awal saya sengaja diam. Ketika kawan-kawan khususnya di Twitter ramai menanggapi keusilan si Diaz Hendropriyono yang menyindir sekelompok Santri Penghafal Al-Quran yang menutup telinga ketika vaksin karena ada suara musik.
Si Diaz Hendropriyono memposting di Akun Instagramnya video santri itu, lalu ditambahi tarian orang-orang Arab berjoget sambil mengikuti irama musik. Lalu ditutup dengan video tarian perut menampilkan perempuan berjoget di sebuah acara dan beberapa pria Arab ikut berjoget
"Sementara itu ....Kasian, dari kecil sudah diberikan pendidikan yang salah. There's nothing wrong to have a bit of fun!!" tulis Diaz Hendropriyono pada caption unggahan videonya.
Saya akan bedah dulu secara logika maksud cuitan si Diaz Hendropriyono ini yang menganggap kelakuan anak-anak Santri Penghafal Al-Quran tersebut dia anggap salah.
1. Anak-anak Santri tersebut dianggap si Diaz salah, karena tidak menyukai musik. Sementara orang Arab saja ada yang berjoget-joget (dia buktikan lewat video).
Nah, dari sini kita tahu kapasitas dan isi otak anaknya si Hendro ini (sorry saya pakai kata ini karena si Diaz selalu menyematkan nama bapaknya dinamanya).
Islam tidak selalu harus merujuk ke tingkah-polah semua orang Arab. Karena di Arab ada juga Penjudi, Peminum, Koruptor, dan pelaku maksiat lainnya. Abu Jahal dan Abu Lahab itu orang Arab. Tapi mereka Penentang Utama Islam.
Jadi sangat lucu, melihat logika kacau yang coba dibangun oleh anaknya si Hendro ini!
Coba dia ke Lebanon atau Mesir. Disana ada Komunitas Orang Arab yang bukan Muslim. Mereka makan Babi. Apa nanti si Diaz akan membuat Postingan yang menyindir muslim yang ngga mau makan babi padahal ada orang Arab yang makan babi?
2. Si Diaz menyindir anak-anak santri. Padahal anak-anak itu menutup telinganya sendiri.
Bukannya ini adalah gambaran Tolerasi paling tinggi?
Kalau kita misalnya tidak suka dengan suara diluar diri kita, ya tutup telinga sendiri. Bukan malah memaksa untuk menutup mulut orang lain. Atau memaksa dengan kekerasan mematikan radio orang lain?
Tapi ya, saya bisa jadi memahami konteks ini. Kalau melihat rekam jejak bapaknya si Diaz ini.
Ya kita jadi pahamlah. Baca saja kasus Talangsari. Pelanggaran HAM berat yang pernah terjadi di Negeri ini.
Tapi saya lebih memilih diam dulu. Tidak mau menanggapi keriuhan di sosial media. Memang menunggu tanggapan dari para-para Tokoh-tokoh di NU. Karena kali ini yang sedang berusaha "diserang" dan dibully oleh si Diaz dan gerombolannya (termasuk para BuzzeRp) adalah santri Penghafal Al-Quran.
Akhirnya Mbak Yenny Wahid bersuara. Membela anak-anak para Santri ini. Mbak Yenny pastinya paham bagaimana susahnya menjadi Penghafal Al-Quran.
Lagipula dari logika paling sederhanapun, tidak ada yang dirugikan oleh para Santri. Justru mereka menunjukkan sikap toleransi tertinggi. Lebih memilih menutup telinga sendiri daripada ribut menuntut mematikan musik orang lain.
Kali ini si Diaz anaknya si Hendro dan para cecunguknya mendapatkan lawan yang seimbang.
Bahkan lebih berat bobot dan bebetnya. Padahal selama ini ketika gerombolan Diaz menyerang Islam dengan berbungkus isu-isu anti Arab, mereka berharap selalu didukung dan disokong oleh NU.
Selama ini Abu Janda bebas menista Islam dan mengolok-olok beberapa Ulama yang dianggap tidak mau tunduk dibawah Pemerintah, ya karena merasa dilindungi NU.
Selama ini Denny Siregar merasa bebas memfitnah anak-anak santri sebagai Calon Teroris, ya karena dia meyakini akan dibela oleh NU.
Selama ini si Kuntet, si Ferdinand dan semua Gerombolan BuzzeRp merasa bebas melabeli Umat Islam yang beroposisi kepada Rezim Pak Jokowi sebagai Kelompok Radikal, ya karena mereka merasa tidak akan berhadapan dengan NU.
Jadi suara satu orang Mbak Yenny Wahid adalah tamparan paling keras dibandingkan suara protes kita semua (oposisi) yang akan menutup congor si Diaz Hendropriyono.
Terima Kasih Mbak Yenny !
(Azwar Siregar)