[PORTAL-ISLAM.ID] Tersangka kasus penistaan agama, Muhammad Kece, ditangkap pihak kepolisian. Identitas dan asal usul Muhammad Kace pun banyak dicari.
Siapa sangka Muhammad Kece, sebelum menjadi Youtuber kontroversial ternyata pernah menjadi sopir bus dan wartawan sebuah media.
Identitas dan asal usul pria yang akrab disapa Pak Kece ini pun terungkap. Ternyata dia berasal dari Kabupaten Pangandaran. Tepatnya dari Dusun Burujul Desa Limusgede Kecamatan Cimerak.
Kepala Desa Limusgede, Asep Saepudin menyampaikan, Muhammad Kece diketahui bernama asli Kasman bin Suned. Dari dulu dia memang kerap mengemukakan pemahaman yang menyimpang sehingga menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
Dia juga dituduh warga sebagai missionaris yang mengganggu akidah umat Islam di lingkungannya.
“Dia sudah terusir dari kampungnya. Sejak tahun 2007 sudah tidak tinggal di Desa Limusgede,” kata Asep, Jumat (27/8/2021).
Sebelum Muhammad Kece berhasil ditangkap tim Dirtipidsiber Bareskrim di Bali, pihaknya sempat melakukan penyelidikan terkait hal ini.
“Memang benar asalnya dari sini (Limusgede), tapi dia sudah pindah domisili. Keluarganya juga masih ada di sini, ada adiknya,” kata Asep.
Waktu masih tinggal di Pangandaran, Muhammad Kece melakukan kegiatan yang mengganggu akidah umat Islam di lingkungannya. Dia kerap menyebarkan pemahaman yang menyimpang.
“Dia pernah membagi-bagikan mie instan, seperti missionaris,” kata Dia.
Hal itu membuat kegaduhan di kalangan masyarakat. Tokoh-tokoh agama Islam mendatanginya untuk berdebat. Hingga akhirnya terusir dari kampung halamannya sendiri. AW
Menurut Dia, sejak dulu juga dia kerap mengutarakan pandangan-pandangan yang dianggap menyimpang dari ajaran Islam. Tak berbeda dengan apa yang dilakukannya sekarang di kanal Youtube miliknya.
Asep mengaku dia adalah teman sekolah dan teman bekerja di sebuah perusahaan otobus di Jakarta, jurusan Bekasi-Pasar Baru.
“Setelah diusir dari kampung sini, dia lalu pindah ke Banjar. Katanya kerja jadi wartawan, lalu pernah ketemu lagi katanya tinggal di Bekasi. Dia memang pindah-pindah,” kata Asep.
Asep juga mengatakan Muhammad Kece berjalan agak pincang karena pernah mengalami kecelakaan lalu lintas di daerah Sidareja Jawa Tengah. “Itu kakinya pernah patah, akibat tabrakan di Sidareja,” kata Asep.
Lebih lanjut Asep mengatakan Muhammad Kece belum lama ini sempat kembali ke kampung halamannya. “Dia datang ke saya karena ada keperluan untuk memecah kepemilikan sebidang tanah warisan orang tuanya, dipecah untuk dia dan adiknya,” kata Asep.
Asep melihat Muhammad Kece tampak lebih mapan secara ekonomi dan dermawan. Setidaknya hal itu terlihat dari upah yang diberikan kepada buruh yang membersihkan kebun miliknya. Upah dibayar 2 kali lipat dari biasanya dan diberi bingkisan makanan.
“Dia juga menawarkan lahan miliknya untuk dijadikan lapang, fasilitas umum atau digarap. Kalau perlu bantuan ngomong saja, jangan sungkan katanya. Tapi saya heran, mengapa ke saya baik menawarkan pemanfaatan lahan tapi ketika adiknya yang mau memanfaatkan, dia melarang,” kata Asep.
Sementara itu terkait kejadian kali ini, Asep mengatakan masyarakat kembali heboh bahkan resah.
“Masyarakat jadi resah akibat rame-rame begini. Intinya masyarakat menolak kalau Kosman kembali, karena takut dikait-kaitkan dengan apa yang dilakukannya selama ini. Kami juga sudah melakukan rapat dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat, Alhamdulillah sejauh ini tidak ditemukan warga yang ikut-ikutan ajaran atau pemahaman seperti Kosman,” ujar Asep. [wba]