[PORTAL-ISLAM.ID] Efektivitas vaksin Covid-19 dalam menangkal penyebaran virus corona kemungkinan besar akan berkurang seiring waktu. Para ilmuwan di Inggris mengatakan kampanye vaksin sepertinya akan berlanjut selama bertahun-tahun yang akan datang.
“Sangat mungkin bahwa vaksin yang menginduksi kekebalan terhadap infeksi SARS-CoV-2, dan penyakit yang berpotensi parah akan berkurang seiring waktu,” menurut ringkasan eksekutif dokumen yang menjadi pertimbangan pemerintah terbitan Scientific Advisory Group for Emergencies atau SAGE, seperti dilansir Reuters (30/7/2021).
Oleh sebab itu, kemungkinan akan ada kampanye vaksinasi SARS-CoV-2 atau Covid-19 selama bertahun-tahun yang akan datang. "Namun saat ini kami tidak tahu frekuensi optimal yang diperlukan untuk vaksinasi ulang guna melindungi mereka yang rentan dari penyakit COVID," kata ilmuwan seperti ditulis dalam laporan tersebut.
Dokumen berjudul "How long will vaccines continue to protect against COVID?" ditulis oleh ahli virologi dan ahli epidemiologi terkemuka dari Imperial College London, Universitas Birmingham dan Kesehatan Masyarakat Inggris.
Inggris telah menyetujui dan menggunakan tiga vaksin Covid-19 yaitu AstraZeneca, Pfizer - BioNTech dan Moderna dalam vaksinasi massal sejak Desember 2020.
Berdasarkan data, efektivitas vaksin ini mampu melindungi dari varian Alpha hingga 95 persen. Covid-19 varian Alpha mendominasi Inggris pada awal 2021. Namun kemampuan vaksin untuk melindungi terhadap infeksi dan penularan selanjutnya menurun.
Para ilmuwan mengatakan efektivitas vaksin diharapkan tetap tinggi untuk penyakit parah. Namun efektivitas melawan infeksi ringan menurun seiring waktu. Hal ini didapat dari catatan khusus Inggris dan Israel.
Israel akan mulai menawarkan suntikan ketiga vaksin Covid-19 Pfizer - BioNTech kepada orang berusia di atas 60 tahun. Suntikan ketiga ini adalah yang pertama di dunia dalam upaya memperlambat penyebaran varian Delta yang sangat menular.
Sejak munculnya varian Delta, kementerian kesehatan Israel telah dua kali melaporkan penurunan kemanjuran vaksin dan sedikit melindungin dari penyakit parah.
Dalam laporan terpisah kepada pemerintah Inggris pada 22 Juli, para ilmuwan mengatakan ada kemungkinan munculnya strain baru yang bisa menyebabkan penyakit parah lebih luas.
(Sumber: REUTERS)