[PORTAL-ISLAM.ID] Beberapa detail tentang jet tempur tak berawak buatan dalam negeri Turki, yang diharapkan melakukan penerbangan perdananya pada tahun 2023, diungkapkan oleh chief technology officer (CTO) dari perusahaan pertahanan terkemuka Turki 'raja drone lokal' Baykar.
Selçuk Bayraktar, yang berpartisipasi dalam KTT Penerbangan dan Antariksa yang diselenggarakan oleh Klub Penerbangan dan Antariksa Universitas Teknik Gebze, mengungkapkan infografis tentang proyek jet tempur tersebut.
Menurut informasi yang dibagikan, jet tempur tak berawak itu akan melakukan banyak tindakan militer, seperti ofensif strategis, dukungan udara jarak dekat (CAS), serangan rudal, penindasan pertahanan udara musuh (SEAD/suppression of enemy air defenses) dan penghancuran pertahanan udara musuh (DEAD/destruction of enemy air defenses).
Pesawat diatur untuk memiliki ketinggian operasional yang tinggi dan berat lepas landas 5.500 kilogram (12.125 pon). Ini akan membawa muatan berguna 1.500 kg.
Jet tempur tak berawak yang diatur untuk memiliki waktu terbang lima jam ini akan mampu mencapai kecepatan hingga 800 kilometer per jam (kph) (500 mil per jam - mph - atau Mach 0,64).
Ini dirancang sedemikian rupa untuk memiliki visibilitas rendah dan mampu bermanuver secara agresif.
Bayraktar sebelumnya menekankan bahwa karena pengembangan jet tempur dalam negeri seperti F-35 – sebuah program dimana Turki telah dikeluarkan oleh AS – dapat memakan waktu lama, hal itu dapat mengakibatkan platform Turki tertinggal satu generasi di belakang, itulah sebabnya mengembangkan jet tempur tak berawak adalah sangat penting.
Alih-alih memproduksi pesawat seperti F-35 dalam 15 hingga 20 tahun, Bayraktar mengatakan, mereka berkonsentrasi pada area yang sedang dituju dunia – pesawat tempur tak berawak yang dilengkapi kecerdasan buatan.
Ini dapat menjadikan Turki salah satu negara terkemuka di bidangnya karena telah berhasil dengan UAV dan UCAV yang “mengubah permainan”, kata Selçuk Bayraktar yang merupakan menantu Presiden Erdogan itu. (Daily Sabah)