Selamat kepada rakyat Indonesia
17 Agustus itu adalah hari kemerdekaan. Proklamasi. Tidak murah harganya. Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Cut Nyak Dhien, Sultan Hasanuddin, Kapitan Pattimura, dan jutaan rakyat Indonesia hidup-mati melawan penjajah.
Benar-benar tidak murah. Hanya karena itu sudah ratusan tahun berlalu, dan kita lupa rasa sakitnya, bukan berarti jadi tidak penting lagi. Dilupakan.
Lihatlah, Indonesia hari ini telah tumbuh menjadi negara maju luar biasa. Di negara-negara Asia Tenggara, tetangga-tetangga sebelah sudah bukan apa-apa lagi. Singapore misalnya, ah dari sisi pendapatan per kapita, kota-kota modern, Singapore itu jauh di bawah kita. Indonesia adalah macan Asia. Mengaum dahsyat.
Pun penegakan hukum, pemberantasan korupsi. Indonesia sudah maju sekali, negara-negara lain tertinggal di belakang. Lihat Singapore, kasihan loh, ini negara menyimpan uang-uang koruptor sejak dulu. Lihat indeks persepsi korupsi, bagusan mana Indonesia vs Singapore? Bagusan Indonesia-lah. Jika di sana ternyata sebaliknya, itu bukti betapa dengkinya negara-negara lain, jadilah datanya mereka ubah. Tidak terima jika Indonesia berprestasi.
Indonesia sangat maju.
Maka, saat koruptor, buronan, orang jahat yg menyuap JAKSA, JENDERAL POLISI, bernama Raden Mas Djoko Tjandra, alias Tjan Kok Hui, diberikan remisi 2 bulan, potong masa tahanan dalam momen 17 Agustusan, itu bukti betapa hebatnya Indonesia. Saking hebatnya kita, jadi santai, selow, murah hati sekali, kasih remisi!
Tahniah. Selamat kepada rakyat Indonesia. Terutama pada pendukung pemerintahan. Pun yang bersorak hore saat 75 penyidik KPK dituduh taliban. Selamat! Selamat kepada kalian!
Wah, sy terkenang saat pahlawan seperti Pangeran Diponegoro sibuk melawan Belanda. Eh, ada penduduk lokal (ehem), yang malah sibuk ngasih tahu Belanda di mana posisi dan lokasi mereka. Bukan main. Tanyakan ke penduduk lokal ini, mereka sih merasa sedang membela kebenaran dan keadilan.
Ini jadi bikin sy bertanya-tanya, apakah pendukung remisi-remisi ini, sami mawon saja?! Cuma nanya loh ya. Kalau kamu baper, ehem.
Raden Mas Djoko Tjandra alias Tjan Kok Hui, orang ini adalah koruptor, buronan, penyuap JAKSA, penyuap JENDERAL POLISI, orang ini mengobrak-abrik semua akal sehat, menghina semua penegakan hukum, yes dong! dia dikasih diskon.
Nanti jangan lupa pas hari besar agama, bos! Juga dikasihlah.
(By Tere Liye, penulis novel JANJI)
*ssst, kalian mau tahu kehidupan koruptor di penjara, baca novel ini. soal remisi juga dibahas lebih detail.