[PORTAL-ISLAM.ID] JOGJA - Masjid Jogokariyan Yogyakarta menebar voucher belanja gratis sebesar Rp 4 juta sehari untuk melaksanakan program Pasar Rakyat Jogokariyan mulai 8 hingga 15 Agustus 2021.
Voucher belanja gratis itu bisa dipakai jamaah berbelanja aneka kebutuhannya di 60 UMKM peserta pasar rakyat dan toko-toko binaan yang ada di sekitar masjid.
Voucher gratis itu bisa diperoleh jika jemaah mau salat di masjid itu dengan nilai voucher per lembar Rp 10 ribu setiap waktu salat atau Rp 50 ribu jika jemaah bisa salat lima waktu.
Lantas dari mana dana Masjid Jogokariyan itu berasal?
"Masjid kami ini kan punya pos dana kebencanaan, yang sudah kami mulai sejak tahun 2003 silam," ujar Ketua Dewan Syuro Takmir Masjid Jogokariyan Muhammad Jazir Asp kepada Tempo Sabtu 7 Agustus 2021.
Saat pandemi Covid-19 merebak Maret 2020 silam, Jazir mengungkap, saldo dari pos dana kebencanaan masjid itu masih sekitar Rp 400 juta.
Namun setelah setahun lebih berjalan, saldo kas dana kebencanaan masjid itu melonjak lima kali lipat hingga saat ini hampir senilai Rp 2 miliar. "Dana Rp 2 miliar itu berasal dari partisipasi masyarakat selama ini melalui kotak Infaq Bencana Corona yang disediakan di masjid ini," kata Jazir.
Dari pos dana kebencanaan itu, ujar Jazir, Masjid Jogokariyan selama pandemi ini bisa membantu warganya yang harus isolasi mandiri karena Covid-19. Dengan besaran bantuan hingga Rp 500 ribu per jiwa secara tunai.
"Dari dana kebencanaan itu, warga yang isolasi mandiri juga bisa kami suplai pasokan makanan, vitamin, obat-obatan, dan kami kirim perawat ke rumah mereka untuk selalu kontrol dan cek saturasi oksigennya," ujar Jazir.
Bahkan, kata Jazir, saat kelangkaan oksigen terjadi di Yogya, masjid bisa menyiapkan stok oksigen bagi warganya yang membutuhkan yang sumbernya juga dari dana kebencanaan itu.
"Relawan kami jadi bisa bergerak terus dengan dana kebencanaan ini, mulai untuk bantuan perawatan warga jika dirawat di rumah sakit, bantuan biaya pemakaman dan santunan jika warga itu meninggal dunia," kata Jazir.
Masjid itu pun juga telah menyulap satu ruangan di kompleksnya menjadi posko test Covid-19 gratis menggunakan alat deteksi Covid-19 GeNose ciptaan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan saat ini melayani setidaknya 200 orang per hari.
Selain itu Masjid Jogokariyan juga rutin menggelar swab antigen gratis untuk tracing warganya jika ada anggota, kerabat atau tetangga mereka terpapar Covid-19.
Jazir mengungkap, sejak Februari hingga awal Agustus 2021 ini, ada sekitar 200 lebih warga kampung Jogokariyan Yogyakarta yang terpapar Covid-19 dan tiga orang diantaranya meninggal dunia.
"Tiga orang yang meninggal itu bukan terpapar dari masjid, tapi terpapar dari luar," kata Jazir yang menyebut sepekan ini ada sembilan lagi warga Jogokariyan terpapar Covid-19.
Jazir mengungkap, Pasar Rakyat Jogokariyan ini menjadi program masjid itu demi menggeliatkan 60 usaha mikro kecil menengah (UMKM) binaannya yang kolaps selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
"Pasar rakyat ini kami gelar karena kan tanggal 9 Agustus nanti PPKM akan berakhir, nah pasar rakyat ini untuk memulainya agar UMKM itu segera pulih," ujar Jazir.
(Sumber: Tempo)