[PORTAL-ISLAM.ID] DOHA - Gerakan Taliban telah meminta Turki dan negara-negara dunia untuk membantu Afghanistan, beberapa hari setelah kelompok itu merebut kekuasaan di negara yang dilanda perang itu.
Berbicara dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Anadolu Agency pada Rabu (25/8/2021), Mohammad Naeem, juru bicara kantor politik Taliban di Qatar, mengatakan bahwa gerakan Taliban telah menjadi sasaran serangan media selama dua dekade terakhir dan telah ditolak haknya untuk membela diri.
"Turki adalah negara penting di dunia dan rakyat Turki adalah saudara se-Muslim dan kami menjaga hubungan sejarah, sosial dan budaya [dengan Turki]," kata Naeem.
Juru bicara Taliban itu mengatakan kelompoknya melakukan komunikasi dengan negara Turki.
“Kami ingin menjalin hubungan baik dengan Turki dan mengembangkan hubungan ini di masa depan,” tambah dia.
Naeem mengatakan bahwa rakyat Afghanistan telah dirusak oleh perang selama empat dekade terakhir.
“Rakyat Afghanistan membutuhkan bantuan dan kami menyerukan semua negara, terutama Turki, untuk membantu rakyat dan negara kami,” tutur dia.
Juru bicara kelompok itu menambahkan bahwa Turki dapat “memainkan peran penting dan konstruktif di Afghanistan dalam hal pembangunan kembali negara yang dilanda perang”.
Taliban menguasai otoritas Afghanistan setelah mengambil alih ibu kota Kabul pada 15 Agustus, memaksa presiden dan pejabat tinggi lainnya meninggalkan negara itu.
Perebutan kekuasaan yang tak terduga memicu perpindahan penduduk secara masif dari Afghanistan, termasuk warga sipil yang membantu tentara atau kelompok asing.
Perang di Afghanistan berakhir
Naeem mengatakan tindakan Taliban di lapangan akan meyakinkan rakyat Afghanistan dan global.
"Kami tidak memiliki banyak masalah di Afghanistan, karena kami bersama rakyat dan rakyat bersama kami, kami saling mengenal," ujar dia.
Juru bicara Taliban mencatat bahwa masalah terbesar yang dihadapi Afghanistan adalah perang.
“Perang telah mengganggu semua aspek kehidupan di Afghanistan,” kata Naeem.
“Kami berhasil mengakhiri perang yang dipaksakan kepada kami selama 20 tahun. Ini adalah keinginan setiap orang kami untuk mengakhiri perang,” kata juru bicara itu.
“Kami dapat memanfaatkan kesempatan ini dan yakin bahwa rakyat kami mampu membangun kembali negara mereka.”
Juru bicara Taliban mengatakan kelompok Afghanistan itu, yang digulingkan dari kekuasaan oleh pendudukan pimpinan AS pada 2001, telah melakukan kontak dengan beberapa negara dan organisasi selama 10-15 tahun terakhir.
“Selama periode ini, Taliban berhasil menciptakan kesepahaman dengan pihak-pihak ini meskipun ada perbedaan pendapat,” lanjut dia.
Juru bicara itu mengatakan komunikasi sesama telah membantu menyelesaikan kesalahpahaman antara Taliban dan pihak lain.
“Kami telah mencoba ini dengan beberapa negara ketika kami berkomunikasi dengan mereka,” kata Naeem tanpa menyebut nama negara-negara tersebut.
Dia mengatakan gerakannya sedang berkomunikasi dengan sejumlah negara. “Mereka mungkin mengangkat beberapa masalah seperti masalah narkoba,” kata Naeem.
“Kami di masa lalu berhasil menghilangkan masalah ini, tetapi ini membutuhkan bantuan dari semua pihak, terutama masyarakat internasional,” urai dia.
Hak perempuan
Juru bicara Taliban mengatakan agama Islam melindungi hak-hak perempuan dan minoritas.
“Kami benar-benar berkomitmen untuk [melindungi] hak-hak perempuan. Perempuan memiliki hak atas pendidikan, pekerjaan, dan kekayaan," kata Naeem.
Dia melanjutkan, “Kami meyakinkan semua tentang ini. Kami tidak akan mengatakan bahwa situasinya akan membaik dalam satu atau dua hari saja. Kami ingin diberikan kesempatan untuk memecahkan masalah ini.”
Juru bicara Taliban itu menyesalkan bahwa kelompoknya telah menjadi sasaran media selama dua dekade terakhir.
“Mereka semua menentang kami dan kami tidak memiliki kesempatan untuk berbicara kecuali selama tiga tahun terakhir,” jelas dia.
Adapun bentuk pemerintahan di Afghanistan pada periode mendatang, juru bicara Taliban mengatakan "aturannya harus sesuai Islam".
“Lebih dari 99 persen orang Afghanistan adalah Muslim sehingga orang-orang harus diperintah sesuai dengan keyakinan, tradisi, dan norma mereka,” imbuh dia.
“Semua upaya pendudukan untuk mengubah keyakinan dan tradisi masyarakat telah gagal,” kata Naeem.
Dia mengatakan bahwa pemerintahan Afghanistan harus Islami. Ada banyak bentuk pemerintahan dalam Islam, dan pemilu adalah alat tetapi bukan tujuan.
Dialog
Juru bicara Taliban itu menyalahkan Amerika Serikat (AS) dan kekuatan asing lainnya karena mendorong warga Afghanistan untuk keluar dari Afghanistan.
"Kami tahu masyarakat kami. Jika saya memberi tahu seseorang bahwa saya akan menerbangkannya ke AS atau negara lain tanpa perlu memiliki paspor, tentu saja dia akan pergi," kata Naeem.
Juru bicara Taliban mengatakan gerakannya berusaha untuk memecahkan masalah di Afghanistan melalui dialog dan memberikan pemahaman.
“Kebijakan kami bertujuan untuk menyelesaikan masalah melalui dialog. Ini telah membuahkan hasil di semua negara dunia,” sebut dia.
Juru bicara itu mengatakan Taliban berhasil menguasai Afghanistan dengan mencapai kesepahaman.
“Kami tidak ingin masalah atau perang,” kata Naeem.
“Mengakhiri perang telah menjadi keinginan semua orang Afghanistan. Kami menyarankan semua orang sekali lagi agar hidup bersama,” seru dia.
Naeem mengatakan Taliban telah mengumumkan amnesti kepada semua pegawai pemerintah dan menyerukan untuk kembali bekerja.
“Kami menantikan masa depan yang baru dan membangun negara kami,” kata dia.
“Kami telah meyakinkan semua karyawan militer dan non-militer bahwa mereka akan memiliki kesempatan di masa depan untuk melayani rakyat dan negara mereka.”
Bandara Kabul
Adapun usulan pengawasan PBB terhadap Bandara Kabul, juru bicara Taliban mengatakan bandara tersebut dibangun di wilayah Afghanistan.
“Orang Afghanistan bertanggung jawab atas tanah dan kepentingan mereka. Ini masalah kedaulatan,” tekan dia.
"Pengelolaan negara kami adalah tanggung jawab kami dan kami memiliki kemampuan untuk melakukannya," kata Naeem, menambahkan bahwa para pejuang Taliban akan mengamankan bandara.
Juru bicara Taliban meminta semua negara untuk menghormati hukum dan kedaulatan Afghanistan.
“Kami tidak ingin memberikan negara kami kepada orang lain untuk menjalankannya,” kata Naeem.
“Kami siap menyelesaikan masalah dengan semua pihak melalui dialog dan tanpa mengabaikan hak-hak negara kami,” pungkas dia.
(Sumber: Anadolu)