[PORTAL-ISLAM.ID] Politisi Partai Keadlian Sejahtera (PKS), Refrizal menilai Joko Widodo (Jokowi) sudah gagal menjabat sebagai Presiden Indonesia usai utang negara setiap tahunnya terlihat terus naik.
Hal tersebut diungkapkannya lewat akun Twitter pribadinya, yakni @refrizalskb yang diposting pada Kamis (26/8/2021).
“MUNDUR sajalah pak… Hutang negara luar biasa banyaknya? #PresidenMundurRakyatBersatu,” tulis Refrizal.
Selain itu Refrizal juga mengaku tidak puas dengan kinerja dari pemerintahan Jokowi dan menegaskan agar mantan Gubernur DKI Jakarta itu untuk segera mundur dari jabatannya sebagai Presiden RI.
“Termasuk saya juga tidak PUAS.. Makannya saya minta MUNDUR sajalah pak…,” ungkap Refrizal saat membalas sebuah artikel berita.
Tidak hanya itu saja, Anggota Komisi XI DPR RI itu juga menegaskan bahwa dirinya menolak usulan terkait masa jabatan Presiden ditambah menjadi 3 periode.
Hal tersebut dikarenakan Refrizal sama sekali tidak merasa bahwa Jokowi sebagai orang yang tepat untuk memimpin Indonesia agar bisa melangkah maju dan berkembang ke depannya.
“Saya MENOLAK Presiden 3 periode, sekarang belim 1 periode 2 tahun Rakyat sudah semakin SUSAH. Mari kita KAWAL supaya BATAL rencananya,” imbuhnya di Twitter.
Baca Juga:
Di sisi lain, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menentang adanya wacana Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto maju di ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Hal tersebut dikatakan Mardani sebagai sesuatu yang mustahil lantaran Jokowi sudah tidak bisa lagi melanjutkan jabatan sebagai Presiden untuk periode yang ketiga.
Menurut Dosen Universitas Mercu Buana itu, dengan adanya wacana duet Prabowo-Jokowi maju di Pilpres mendatang akan sangat berbahaya sekali untuk konstitusi negara.
“Sebagai wacana,ide ini berbahaya krn menabrak konstitusi,” tulis Mardani di akun Twitternya (@MardaniAliSera), Kamis (26/8/2021).
Diketahui wacana duet Prabowo-Jokowi maju di Pilpres 2024 muncul setelah adanya sejumlah kelompok yang mengaku sebagai relawan Jokowi Prabowo atau biasa disebut Jokpro.
Lebih lanjut, menurut Mardani dengan adanya ide tersebut justru dapat berpeluang menutup peran tokoh potensial lainnya yang ada di Indonesia.
Wacana yang beredar itu hanya menimbulkan kesan bahwa Indonesia sat ini hanya punya dua tokoh yang bisa diandalkan.
Secara nyata, seharusnya masih banyak orang-orang lainnya yang berpotensi mempunyai kemampuan untuk dapat pemimpin Indonesia di masa yang akan datang.
"Ide ini menutup peran dan kontribusi tokoh lain (dalam kontestasi politik), seolah hanya dua jagoan ini yang dapat menyelamatkan Indonesia," ucapnya manambahkan. (poskota)