[PORTAL-ISLAM.ID] Hasil survei jika pemilihan presiden (pilpres) diselenggarakan sekarang dari Charta Politika menunjukkan nama Ganjar Pranowo berada di posisi teratas, sedangkan Anies Baswedan dan Prabowo Subianto bersaing sengit. Siapa yang sesungguhnya paling punya kans maju di pilpres?
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menjelaskan ada sejumlah variabel yang bisa menentukan dari nama-nama tersebut maju dalam pilpres. Nama Prabowo Subianto mempunyai paling mudah maju karena merupakan Ketua Umum Partai Gerindra dan memiliki elektabilitas mumpuni.
"Kalau ditanya siapa? Pak Prabowo paling mudah, karena Pak Prabowo punya dua faktor tersebut, dia ketum partai, dia punya elektabilitas," kata Yunarto kepada wartawan, Jumat (13/8/2021).
Nama selanjutnya usai Prabowo menurut Yunarto adalah Anies dan Ganjar, namun kedua nama itu memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelemahannya adalah Anies dan Ganjar tak punya kekuatan partai, namun memiliki kelebihan elektabilitas tinggi.
"Kalau ditanya setelah Pak Prabowo siapa punya peluang juga? Ya tentu saja Mas Ganjar dan Mas Anies, dia punya elektabilitas tinggi, tapi kelemahannya dia tidak memiliki otoritas di partai untuk memutuskan, tapi tadi saya katakan variabel elektabilitas tinggi memungkinkan buat mereka dilirik oleh partai-partai untuk memutuskan," ujar Yunarto.
Yunarto kemudian menjelaskan bahwa posisi Anies lebih menguntungkan daripada Ganjar.
Anies yang posisinya non kader dapat menjalin komunikasi dengan banyak partai menyangkut pilpres.
"Di satu sisi tidak mudah untuk maju, tapi di sisi lain saya pikir keberadaan dia sebagai non kader malah bisa menguntungkan juga. Potensi dia untuk menjalin komunikasi dengan banyak partai lebih terbuka, misalnya dibanding Mas Ganjar," ucapnya.
Sementara Ganjar yang terikat dengan PDIP, sulit untuk melakukan manuver menyangkut pilpres.
Nama Anies dan Ridwan Kamil atau RK yang non kader partai dinilai lebih diuntungkan untuk melakukan manuver menyangkut pilpres.
"Mas Ganjar kondisinya kan harus sangat berhati-hati, karena dia kader PDIP, jelas begitu kan, yang harus tunduk pada keputusan partai, manuver malah bisa dijalankan oleh seorang Anies atau RK, karena keduanya tidak terikat kode etik partai sama sekali, kan itu terjadi ya kalau kita lihat, Mas Anies lebih mudah kemarin ke Jawa Timur, ke Jawa Tengah walaupun mengatasnamakan gubernur atau BUMD, tapi sulit dinaifkan, terlihat seperti bagian dari prakampanye juga," sebutnya.
Lebih jauh, menurut Yunarto, Anies punya peluang besar dicalonkan partai yang selama ini dinilai berseberangan dengan Jokowi. Semisal, PKS dan Partai Demokrat, namun di Partai Demokrat masih ada nama AHY.
"Kalau Anies sendiri saya meyakini dia lebih punya peluang untuk bisa bergabung atau dicalonkan partai-partai yang misalnya selama ini dianggap berseberangan dengan Jokowi, bisa dilihatkan memang Anies ini simbolisasi dari perlawanan terhadap kekuatan politik sekarang," imbuhnya.
Charta Politika sebelumnya menggelar survei elektabilitas tokoh jika pilpres diselenggarakan sekarang. Hasil survei Charta Politika, Ganjar Pranowo berada di posisi teratas, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto bersaing sengit.
Berikut hasilnya:
Ganjar Pranowo: 20,6 persen
Anies Baswedan: 17,8 persen
Prabowo Subianto: 17,5 persen
Sandiaga Uno: 7,7 persen
Ridwan Kamil: 7,2 persen
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY): 4,2 persen
Tri Rismaharini (Risma): 3,6 persen
Erick Thohir: 1,8 persen
Puan Maharani: 1,4 persen
Airlangga Hartarto: 1 persen
Tidak tahu/tidak jawab: 17,2 persen
(Sumber: Detikcom)