By Azwar Siregar
Nah ini asyik nih....
Dan saya kira, cuma seorang Azwar Siregar sebagai Loyalis Pak Prabowo yang mampu menerjemahkan kata-kata Pak Prabowo ini kepada Kelompok Kita (baca : Oposisi).
Apakah artinya Pak Prabowo memuji Kepemimpinan Pak Jokowi?
Saya jawab ya. Soalnya saya bukan tipe orang yang muter-muter memberikan jawaban.
Tapi saya akan berikan pencerahan yang mudah-mudahan bisa kita serap dengan akal sehat.
Jadi sebelumnya, tolong jauhkan rasa benci. Apalagi kebencian membabi buta.
Pertama saya yakin kok kalau Pak Prabowo tulus mengucapkan pujian kepada Pak Jokowi. Karena sosok Pak Prabowo itu jauh dari sifat munafik.
Cuma sebelum kalian menyemburkan sumpah serapah, ada baiknya pahami posisi Pak Prabowo.
Beliau adalah Menteri Pertahanan. Anak Buah Pak Jokowi sekarang.
Terlepas dari ketidakpuasan atau perbedaan konsep dan cara, setahu saya Pak Prabowo sangat menghargai Pimpinannya. Dalam hal ini Presiden sebagai atasan Menteri.
Bahkan sekalipun Pak Prabowo disakiti, dihina bahkan difitnah, beliau akan tetap bersikap hormat kepada Atasannya.
Saya berikan contoh kecil.
Masih ingat ketika menjelang Kampanye Pilpres 2014, Pak Prabowo disebut Psikopat oleh Hendropriyono.
Tentu saja tuduhan ini adalah fitnah sesat. Karena masuk AKABRI bukan asal-asalan. Ada Psikotest dan ujian-ijian kelayakan di atas rata-rata lainnya.
Tapi pertanyaan pentingnya, apakah Pak Prabowo kemudian sakit hati? Saya tidak tahu. Tapi yang jelas tetap saja rasa hormat bahkan pujian beliau mengalir ke Hendropriyono.
Hasilnya apa, ya Hendropriyono sekarang juga tidak segan-segan memuji Pak Prabowo.
Begitulah sosok seorang Prabowo Subianto. Tulus, setia dan selalu hormat. Sampai saat ini saya belum pernah melihat beliau memelihara rasa dendam.
Bayangkan, sudah "dikhianati" Bu Mega di Perjanjian Batu Tulis, tetap saja beliau mendekat, akrab dan hormat kepada Bu Mega.
Saya sendiri tidak akan mampu se-ikhlas Pak Prabowo. Saya yakin demikian juga dengan kita semua. Makanya saya pernah katakan "Kita tidak akan sanggup seperti Prabowo, biarlah Prabowo saja yang menjadi Prabowo".
Jadi kalau kepada orang yang sudah memfitnah, menghina dan mengkhianatinya saja Pak Prabowo bisa memuji, apalagi kepada atasannya sendiri.
Sekarang tentang Pak Jokowi. Kita juga harus "fair". Tidak semua tentang Pak Jokowi jelek. Ada hal-hal yang bagus juga.
Kalau saya ditanya, misalnya Pembangunan Jalan Tol dan upaya beliau "menyambungkan" Indonesia. Misalnya saja, sekarang sudah hampir rampung jalan Tol Lintas Sumatera. Dari Lampung ke Aceh.
Contoh lain, banyak mungkin yang ngga tahu. Termasuk buzzer-buzzer fanatik Pak Jokowi. Sudah ada Rel Kereta Api yang akan menyambungkan Medan ke Kota Langsa. Kemungkinan akan sampai ke Banda Aceh. Prosesnya juga hampir rampung.
Model yang ginian, ya mau tidak mau saya akan puji dan angkat jempol.
Cuma secara keseluruhan saya masih anggap gagal. Makanya saya rajin kritik. Anggap saja saya mendukung Pak Jokowi lewat kritikan.
Jadi pujian dan dukungan tulus Pak Prabowo kepada Pak Jokowi saya anggap ya bagus.
Memang begitulah seharusnya beliau dengan posisi dan kondisi sekarang.
Sementara dukungan dan pujian saya kepada Pak Prabowo juga tulus. Karena saya percaya, kalau beliau yang akan memimpin di 2024 kelak, Indonesia akan bangkit dan melaju lebih cepat.
Lebih daripada itu, sosok Pak Prabowo saya yakin mampu kembali merekatkan bangsa kita yang sekarang terkoyak.
Saya juga yakin, Pak Prabowo tidak akan berperang melawan Baliho, Mural dan Kritikan rakyat lainnya.
Jadi akan tercipta Iklim Negara Demokrasi yang sesungguhnya.
(*)