Kalian tahu berapa uang yang dihabiskan Amerika Serikat untuk mengirim pasukan perang di Afganistan selama 20 tahun sejak 2001?
USD 2.200.000.000.000. Alias setara Rp 30.000 trilyun. CRAZY! Berapa utang Indonesia? Cuma Rp 7.000 trilyun. Biaya perang AS di Afganistan 20 tahun terakhir, bisa melunasi 4x utang Indonesia, dan masih sisa. Bahkan uang 11.000 yang ada di kantong, perlu 3 kantong biar muat.
Jika dibagikan rata ke 40 juta penduduk Afganistan, berapa masing-masing dapat? Setiap penduduk dapat Rp 750 juta, nyaris 1 milyar. Uang sebanyak ini dihabiskan untuk membiayai ratusan ribu serdadu perang AS yang tinggal di Afganistan, termasuk persenjataan, dll, dsbgnya.
Setelah 20 tahun berlalu, apa hasilnya?
ZONK!
Taliban kembali berkuasa dengan mudah. Taliban yang dulu mati-matian hendak dibersihkan, malah kembali berkuasa. Uang habis sia-sia. Yang didapat AS apa? 2.300 kantong jenasah serdadu AS dikirim balik ke negeranya selama 20 tahun ini. Dan 20.000 lebih pulang dengan luka, cacat, dll.
Bayangkan, 20 tahun. Uang habis 30.000 trilyun rupiah, anak-anak muda mati, luka, AS dapat apa? Siapa yang menanggung biaya perang ini? Rakyat AS-lah. Mereka bayar lewat pajak (pun utang negaranya yang menggila). Tapi selow, penduduk AS tidak 'ngamuk' lihatnya, malah asyik-asyik saja. Malah jadi jualan kampanye pilpres. Masing-masing negara memang punya 'kekhas-an' masing-masing. Begitulah.
Apa hikmah dari kejadian ini? Sederhana. Inilah bukti betapa AS itu memang perlu belajar lagi. Tuan Biden, Tuan Trump, dan presiden-presiden AS sebelumnya dari 2001, mereka kalah lihai. Mereka masih culun.
Mereka ingin menyingkirkan Taliban? Duh, itu gampang banget. Coba tirulah KPK di Indonesia. Cukup pakai test wawasan kebangsaan beres. Kamu sih, gila-gilaan ngabisin duit, nyawa, dll. Di Indonesia, cukup TWK, taliban telah bersih! Dan KPK, telah berhasil memberantas korupsi. Lihatlah, tidak ada lagi koruptor-koruptor yang ditangkap. Sepi. Lengang.
(By Tere Liye)
*fb
