[PORTAL-ISLAM.ID] Nasehat dari budayawan yang juga menjabat sebagai Presiden Jancukers, Sudjiwo Tejo bagaikan air keras yang menyiram wajah staf khusus Mensesneg, Faldo Maldini dan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochyar Ngabalin.
Berawal dari peristiwa penghapusan mural yang berisi kritikan ke pemerintah. Faldo sebelumnya beralasan bahwa mural tersebut melanggar hukum karena tak mempunyai izin.
Ali Ngabalin bahkan menyebut para pembuat mural yang berisi kritikan sebagai warga kelas kambing.
Namun ternyata, banyak mural yang berisi pujian ke pemerintah, masih tetap dibiarkan.
Menanggapi hal itu, Sudjiwo Tejo secara blak-blakan mengingatkan jika pujian bisa membunuh dan tempatnya para penjilat mencari rezeki.
"Pujian itu justru membunuh, mestinya yg dihapus itu pujian karena itu tempat bagi para penjilat yg belum tentu mencintai NKRI tp menggunakan Pak Jokowi sbg ladang utk mencari rejeki..," ketus Sudjiwo Tejo di TV One.
Menerima nasehat yang sangat menusuk tersebut, Faldo terlihat santai sambil manggut-manggut.
"Kalau orang Jawa, penghinaan dan kritikan tempatnya di tempat emas. Sedangkan pujian di tempat meludah," sambung Sudjiwo.
Nasehat makjleb itu pun dihujani berbagai komentar warganet.
"Salah satu nya maksud sutedjo jiwo ini yg di ajak dialog juga ya bagian dari jilat menjilat," tambah Dodi.
"g kerasa kesindir tuh Narsum atunya. " Memanfaatkan pak Jokowi untuk mencari rezeki," ujar Mbah Jito.
"Yg Tua namanya Ngabalin kalau masih Muda Nyebilin," sindir Parnaungan. [wba]