KENAPA MASIH PRABOWO?
By Azwar Siregar
Di awal-awal ketika Pak Prabowo "merapat" kepada Rezim sekarang (Kemudian sebagian dari kita yang mendukung beliau di 2014, menganggapnya sebagai Pengkhianatan) saya juga termasuk yang sangat kecewa.
Saya sempat berencana menarik dukungan. Lebih jauh, berencana menjauh dari urusan Politik. Karena kekecewaan yang mendalam.
Saya menganggap tidak ada Politisi yang bisa dipercaya. Semua penipu. Pengkhianat. Hanya mementingkan diri sendiri.
Sekitar satu bulan saya merenung. Tiga kata tadi saya ulang-ulang : Penipu, Pengkhianat, dan Mementingkan diri sendiri.
Tapi saya kemudian bertanya kepada diri sendiri:
Penipuan dan Pengkhianatan apa yang sudah dilakukan Pak Prabowo ke saya?
Saya susah menjawabnya. Anggap saja saya mengeraskan hati, kemudian menjawab "Pak Prabowo meninggalkan Pendukungnya!".
Tapi saya tidak pernah mendengarkan Pak Prabowo mengucapkan atau katakanlah sekedar mengisyaratkan akan meninggalkan Pendukung beliau. Yang terjadi justru, para Pendukung Beliau yang ramai-ramai mencerca beliau dan mengatakan tidak mendukungnya lagi.
Jadi sebenarnya "Siapa yang meninggalkan siapa ini?"
Ok-lah. Anggap saja, kawan-kawan yang menarik dukungan kepada Pak Prabowo beralasan tidak mau mendukung karena Pak Prabowo sudah bergabung dengan Pemerintahan.
Saya mau bertanya "Kalau semisal Pak Prabowo tetap jadi Oposisi Murni, apa anda akan tetap bersama Pak Prabowo".
Anggap saja sebagian jawabannya "Iya!"
Terus, sebagai Oposisi Murni, dan ini sudah pernah beliau lakukan di 2009-2014. Apa yang bisa kita perbuat...?
Ya tidak ada.
Kalau tidak ada, terus mau ngapain?
Mau mengulang Kisah Memilukan 2019 yang lalu?
Kita berjuang setengah mati, tapi dicurangi tidak bisa melakukan apa-apa. Ya sama saja Pak Prabowo tidak berguna.
Ingat, Kemenangan Pilpres justru ditentukan oleh KPU, Bawaslu, MK dan semua yang berhubungan dengan Penyelenggaraan Pipres. Termasuk Polri-TNI dan Pemda!
Sudah, biar lebih mudah, baca saja: Dipengaruhi oleh Kekuasaan (Masih ingat ketika TNI tiba-tiba diperintahkan menjauh dan tidak boleh ikut-ikutan di Situng Internal. Padahal Pilpres-Pilpres sebelumnya tidak ada masalah).
Jadi wajar dong, sebagai Politisi, Pak Prabowo sudah gagal sebelumnya dengan menjadi Oposisi Murni, sekarang mencoba dengan cara yang lain.
Hanya keledai dungu yang jatuh dua kali di lubang yang sama.
Makanya Pak Prabowo mencoba strategi baru. Beliau terjun didalam Pusaran Kekuasaan. Minimal kelak memiliki kekuatan mencegah Kecurangan.
Masuk akal, bukan?
Coba buang sedikit rasa kebencian. Berpikir secara rasional. Jangan sedikit-sedikit mengedepankan emosi.
Sekarang coba renungkan satu hal saja. Satu-satunya Capres 2024 yang sekarang muncul ke Permukaan, hanya Pak Prabowo yang tidak memiliki kepentingan pribadi.
Secara Harta, beliau sudah kaya-raya. Kalau saja cuma buat menghabiskan seratus juta perhari sampai mati, hartanya ngga akan habis.
Secara Keturunan, beliau cuma punya satu anak yang sampai sekarang saya jamin tidak akan pernah tertarik jadi Walikota, Gubernur atau Presiden. Apalagi cuma jadi Anggota Dewan.
Urusan Pribadi Pak Prabowo Subianto sudah selesai. Satu-satunya keinginan beliau maju untuk tetap berjuang hanya karena rasa Nasionalisme dan kecintaan tanpa pamrih untuk Negeri ini.
Makanya caci-maki dan bullyan tidak pernah beliau tanggapi.
Saya sendiri kalau berada di posisi beliau, kemungkinan akan lebih memilih menikmati hidup. Pergi dari Indonesia. Telepon Raja Yordania. Minta satu Istana disana. Keliling Dunia pakai Jet Pribadi. Belanja-belanja di Paris-Dubai-London dan Kota-Kota Dunia lainnya.
Peduli amat dengan rakyat yang setengah mati kita perjuangkan tapi malah setiap saat cuma bisa mencaci-maki. Bergaya sok berani dan menuduh Pak Prabowo pengecut. Mana ada Anggota Tempur Kopassus yang Pengecut?
Itu kalian yang sok berani, apa sudah pernah sarapan pagi peluru, makan siang granat dan Dinner basoka?
Semoga saja Pak Prabowo tidak membaca tulisan ini. Jujur saya takut beliau terpengaruh. Kemudian benar-benar memutuskan meninggalkan Indonesia. Membiarkan Negeri ini dicabik-cabik para Cukong dan Politisi Busuk lainnya.
Karena asal tahu saja, satu-satunya Politisi yang paling ditakuti para Cukong adalah Pak Prabowo. Makanya triliunan dulu mereka tawarkan agar beliau tidak maju. Beliau menolak. Ratusan miliar pun digelontorkan untuk membusukkan nama beliau.
Sekarang para Cukong tertawa terbahak-bahak. Tanpa mengeluarkan dana mereka bisa menikmati caci-maki dan bullyaan kepada Pak Prabowo. Dari para mantan Pendukung yang lugu. Yang sama sekali tidak paham peta Politik (Misalnya mau dukung Anies-Gatot, Partainya mana....?)
Oh, iya sebagai tambahan. Ada satu lagi tokoh yang sangat ditakuti para Cukong. Tapi bukan Politikus. Beliau adalah Ulama. Dan untuk beliau ini berbagai cara digunakan para Cukong agar beliau tetap di Penjara.
Mereka berdua adalah tokoh yang sangat saya kagumi. Sama-sama berjuang dengan kapasitas dan identitas yang mereka miliki. Satu dari dalam dan satu dari luar. Karena sang Ulama yang ahli Agama tidak mungkin mengambil Jalan Perjuangan dari dalam seperti Pak Prabowo. Mereka saling melengkapi. Karena saya yakin tujuan beliau berdua khususnya untuk Indonesia masih sama.
Panjang Perjuangan.
Demimu Indonesia Kami !!!
[fb]