Panjat Tebing untuk Medali Paris 2024
Oleh: Setiya (Ketum Federasi Panjat Tebing Indonesia DIY)
Kemarin ada yang sempat bertanya kepada saya, apakah panjat tebing dipertandingkan di Olimpiade Tokyo 2020?
Saya jawab ya, dipertandingkan. Tapi, Indonesia belum bisa ikut. Saya berikan keterangan, karena sudah mengira arah pertanyaan berikutnya. Saya husnuzhan betapa besar harapan anak bangsa ini, untuk melihat kejayaan Indonesia di mata dunia. Apalagi di ajang bergengsi Olimpiade.
Lha kenapa belum bisa ikut? Bukankan dalam cabang panjat tebing Indonesia termasuk raksasa dunia?
Ya, benar. Bahkan Indonesia saat ini memiliki dua atlet panjat tebing yang berturut-turut memecahkan rekor dunia dalam nomor speed. Nah, justru persoalannya di situ.
Karena pada Olimpiade Tokyo 2020 ini adalah kali pertama panjat tebing dipertandingkan. Sementara ini hanya diberikan slot satu nomor, masing-masing untuk putra dan putri. Jadi hanya dua medali emas yang diperebutkan pada Olimpiade Tokyo 2020.
Karena kebijakan Olimpiade Tokyo 2020 itulah, maka hanya ada satu nomor yang dipertandingkan, yang disebut combined. Gabungan tiga nomor dasar dalam panjat tebing, yakni speed, lead dan boulder.
Speed itu adu cepat, pada papan setinggi 15 m dengan jalur yang sudah standar, lalu dilihat catatan waktu untuk sampai finish.
Lead adalah adu tinggi, dengan tantangan melewati jalur dengan tingkat kesulitan tertentu. Atlet yang bisa sampai puncak (biasanya 18 m) disebut TOP, ada juga yang jatuh pada pencapaian tinggi tertentu.
Sedangkan boulder bisa dikatakan adu sulit. Pada papan setinggi 3 m, tanpa tali pengaman hanya menggunakan pengaman busa di bawah papan.
Nah, terbayang kan, masing-masing nomor dari tiga nomor dasar tersebut memiliki spesifikasi yang berbeda sama sekali. Sederhananya adu cepat, adu kuat dan adu strategi. Lalu ketiganya (karena kebijakan Olimpiade Tokyo) digabung jadi satu nomor yang dipertandingkan.
Sementara atlet Indonesia sudah terlanjur memiliki spesifikasi pada tiap nomor. Aries Susanti, Kiromal dan Vedrik sangat jago pada nomor speed. Tapi mereka mungkin akan kesulitan untuk bisa hebat di nomor lead apalagi boulder.
Sementara seleksi untuk peserta Olimpiade Tokyo diambilkan dari pencapaian selama Wordcup Series. Dimana selama ini Indonesia "hanya" kuat di nomor speed. Ketika atlet sedang mau mengejar pencapaian di lead dan boulder event Worldcup Series sempat di-off kan pada awal pandemi Covid-19. Sehingga catatan atlet-atlet Indonesia belum cukup untuk menembus menjadi peserta olimpiade dengan nomor gabungan (combine).
Namun demikian, panjat tebing Indonesia optimis akan meraih medali (emas) pada Olimpiade Paris 2024. Karena nomor speed akan dipertandingkan tersendiri.
Semoga tambahan medali panjat tebing di Paris 2024 mampu menjadikan catatan peringkat Indonesia menjadi lebih baik. Meski belum masuk 5 besar, setidaknya terus naik.
Aamiin.
*Penulis juga Sekjen DPW Partai Gelora DIY