KACA MATA KUDA

SEDANG viral video-video yang memuji-muji sumbangan dari sebuah keluarga sebesar 2 triliin.

Banyak yang takjub dengan jumlah sumbangan tersebut lalu kemudian memperbincangkan sambil menyindir pihak lain di media sosial yang berujung menyudutkan agama.

Membuat pernyataan berdasarkan pemikiran subyektif menyebut suatu etnis tertentu melakukan perbuatan baik untuk diperbandingkan dengan orang lain sambil menyudutkan tokoh-tokoh lain dan agamanya.

Digembar gemborkan melalui akun youtube lalu disebar melalui akun medsos lainnya untuk mendongkrak popularitas, padahal kenyataannya tidak semua memiliki alasan yang seperti itu.

Ini adalah sharing dari saya tanpa bermaksud menjunjung atau mendewakan perseorangan ataupun kelompok tertentu karena ini hal fakta yang saya alami sendiri.

Saya seorang Nasrani mahasiswi semester 4 di salah satu Universitas di Jakarta Selatan. Selama 4 semester saya dibiayai oleh seorang muslim beliau adalah bapak Geisz Chalifah, apakah ini juga pencitraan? Tidak !

Apakah beliau menanyakan agama saya saat hendak membantu? Tidak juga. Bahkan beliau tidak pernah mau tau dan menyinggung tentang urusan religi saya. Saya yakin bukan hanya satu-satunya dari banyak orang lainnya yang mendapat bantuan beliau.

Saya hanya ingin berbagi bahwa banyak muslim yang berhati baik dan tulus seperti bapak Geisz, tidak memandang agama, ras, suku ataupun budaya . Dan video yang digembar gemborkan dibangga-banggakan dan seakan-akan menyudutkan agama lain ternyata hanya prank.

Membantu tidak perlu diperlihatkan, tidak perlu digembar gemborkan, tidak perlu mengadu domba, yang diam yang tenang bukan berarti tidak melakukan kebaikan.

Yuk sama-sama melihat lebih luas jangan hanya memakai kacamata kuda.

Dwi Putri Meilani
Mahasiswi Semester 4 di salah satu Universitas di Jakarta Selatan
Baca juga :