[PORTAL-ISLAM.ID] Mantan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, Jenderal (purnawirawan) Gershon Hacohen, mengatakan bahwa Israel memiliki ketakutan akan kemungkinan eskalasi di "front utara" dengan Lebanon, dan di perbatasan Pasifik. Demikian menurut apa yang dilaporkan oleh surat kabar Israel Maariv, Senin (8/9/2021).
Hacohen menambahkan, “Jika saya berada di Israel, saya akan bersiap untuk perang. Kita harus keluar dari penyangkalan; ada ancaman operasi terhadap Israel yang akan lebih sulit daripada perang Enam Hari. Namun publik Israel tidak menyadari bahwa mereka berkewajiban untuk mempersiapkannya.”
Perang Enam Hari adalah perang antara Israel dan tiga negara Arab tetangganya, yakni Mesir, Yordania, dan Suriah, yang berlangsung dari tanggal 5-10 Juni 1967.
Dia menjelaskan, “Kita perlu memahami apa yang dilakukan Hizbullah dan Hamas. Ini adalah cara dan pendekatan yang sangat canggih. Mereka tidak menginginkan perang. Namun mereka ingin membuat kita kelelahan. Mereka berkomitmen pada upaya sehari-hari untuk menyakiti Israel sampai kehancurannya. Mereka melakukannya dan mereka mendiagnosa semua yang mereka lakukan.
Menurut pendapat mantan kepala staf angkaran bersenjata Israel ini, "Publik Israel harus menyadari bahwa mereka tidak sedang di surga. Kepala staf angkatan besenjata Israel mempersiapkan diri dengan baik melawan Hizbullah dan Hamas. Akan tetapi dia terlalu mudah untuk menanggung semua ancaman pada saat yang sama." Dia menyatakan, "Ketika unta jatuh, akan banyak yang datang untuk menikamnya. Kita tidak boleh membiarkan siapa pun di sekitar kita melihat bahwa unta Zionis mulai limbung."
Lebih lanjut dia menambahkan, “Semua orang tahu bahwa ada 100.000 roket yang diarahkan ke Israel, dan "front internal" Israel harus siap." (pip)