TERLALU BERLEBIHAN, kalau ada yang membayangkan, setelah Taliban berkuasa, mereka akan segera melakukan futuhat ke berbagai negeri, sebagaimana di masa 'Umar bin Al-Khaththab, kemudian menjadikan peradaban Islam kembali jaya dan mengungguli peradaban lain, dan umat Islam bersatu di bawah satu pimpinan.
Sikap berlebihan ini, akan membuat orang jatuh pada dua sikap dan pandangan yang sama-sama buruk:
1. Terlalu memuji dan terlalu berharap, yang khawatirnya akan jadi bumerang jika harapan tak kesampaian.
2. Membuat standar yang sangat tinggi, kemudian melihat fakta Taliban tidak se-"wah" itu, yang terjadi malah nyinyir, merendahkan dan berbagai narasi yang intinya, "kelompok Taliban ini gak ada baiknya". Saya melihat, sudah ada beberapa kalangan Islamis, yang menunjukkan gelagat sikap semacam ini.
Sebagai satu kekuatan politik yang baru berdiri lagi, saya yakin mereka akan sangat disibukkan dengan upaya mengendalikan situasi, memperkokoh kekuasaan dalam negeri, melakukan rekonsiliasi, membuat perjanjian luar negeri, dan lain-lain, layaknya sebuah negara yang baru berdiri. Dan hal ini, bisa berlangsung cepat, bisa juga lama. Tergantung berbagai faktor, yang belum tentu seorang analis politik mampu menjangkau keseluruhannya.
Seharusnya cukup saja dengan pandangan:
1. Dengan rekam jejaknya selama ini, yang pro syariah, tentu kita gembira mereka mengambil alih kekuasaan dari pihak yang menjadi boneka Barat.
2. Berita, bahwa mereka mengarah ke arah lebih moderat, seperti mengizinkan perempuan sekolah, bekerja di luar rumah, dan lain-lain, semoga benar-benar moderat sesuai pandangan Islam, bukan moderat ala Barat. Dan jika sesuai Islam, tentu ini kebaikan.
3. Pihak yang tidak senang dengan isu syariah dan negara Islam sekalipun, harusnya juga tak perlu sewot. Toh ini urusan negara orang, biarkan mereka mengurus urusan mereka sendiri. Anda pikirkan saja korupsi bansos dan kepak sayap ayam geprek.
4. Proporsional saja. Doakan kekuatan umat Islam di Asia Tengah ini, diberi petunjuk oleh Allah ta'ala, agar mereka benar-benar bisa menggembirakan hati umat Islam. Namun tidak usah berekspektasi berlebihan. Ini dunia yang penuh intrik, bukan cerita romansa yang kadang tidak masuk akal.
(Ustadz Muhammad Abduh Negara)