[PORTAL-ISLAM.ID] Serangan teror yang menewaskan sejumlah insinyur China yang sedang bekerja di Pakistan pada Juli lalu, telah memancing kemarahan Beijing.
Menteri Dalam Negeri Pakistan Sheikh Rashid Ahmed mengatakan Pemerintah China marah besar dan menuntut Pakistan bertanggung jawab.
"China tidak senang dengan Pakistan mengenai serangan baru-baru ini terhadap warga negaranya yang bekerja di berbagai proyek di bawah Koridor Ekonomi China Pakistan (CPEC)," kata Rashid, saat lakukan wawancara bersama media lokal Urdu News (28/8/2021).
“Sangat penting untuk menjaga China tetap di atas kapal karena mereka sangat sensitif. Mereka mengatakan, 'kami telah berinvestasi di sini tetapi sebagai imbalannya kami tidak ingin mendapatkan mayat'. Ini belum selesai,” ujarnya.
Rashid mengakui bahwa orang China marah kepada Pakistan setelah serangan Dasu bulan lalu, yang menewaskan sembilan insinyur China.
Ia sudah memberi tahu Nong Rong, utusan China untuk Pakistan, tentang serangan 14 Juli 2021 itu, di mana sembilan insinyur China dan tiga pekerja Pakistan tewas dalam serangan bom yang mengakibatkan bus yang membawa mereka terjun ke sungai Dasu di kawasan pegunungan terpencil Distrik Kohistan, Khyber Pakhtunkhwa.
Menurut Rashid, Nong Rong memintanya memberi hukuman seberat-beratnya kepada terdakwa.
Kepada utusan China, Rashid juga memberi tahu bahwa pemerintahnya telah memutuskan bahwa tentara Pakistan akan secara langsung melindungi 131 proyek China di negara itu, yang tidak secara langsung berada di bawah CPEC.
“Keamanan pekerja China sekarang menjadi prioritas pertama. Mereka merasa aman di bawah keamanan tentara,” ujarnya.
Pekan lalu, serangan lain terhadap seorang insinyur China yang bekerja pada proyek di Gwadar di Balochistan kembali terjadi.
Mengetahui hal itu, China lalu memperingatkan Pakistan bahwa situasi keamanan di Islamabad parah, dan telah menuntut agar Pakistan meningkatkan mekanisme keamanan sehingga Insiden serupa tidak terjadi lagi.
Kekerasan yang menargetkan warga negara China di Pakistan telah melonjak tahun ini.
Militan yang tergabung dalam Baloch Liberation Army (BLA) dan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) berikut sekutunya telah menyatakan perang terhadap tentara Pakistan dan CPEC yang didanai China.
Kelompok militan ini menuduh China mengeksploitasi sumber daya mineral Balochistan. Mereka juga telah menyerang warga negara China dan konsulat China di Karachi.
Misalnya, pada bulan April, TTP menyerang hotel Serena di Quetta tempat Nong Rong, duta besar China, menginap bersama delegasinya.
China juga menyadari bahwa ada celah yang parah dalam upaya Islamabad untuk melindungi warga China. Maka negara itu bersedia untuk mengirim rudal dan pasukan khusus untuk melawan ancaman terhadap investasi dan warga negaranya di Pakistan.
China juga dikabarkan telah mendekati pemimpin Taliban Mullah Baradar untuk meminta bantuan mengamankan investasi mereka dari semua organisasi teroris termasuk Gerakan Islam Turkestan Timur (ETIM) dan TTP yangvmenjadi ancaman utama bagi China di Pakistan.(RMOL)
*Foto: Bom meledak di hotel mewah yang dihuni Duta Besar China di Pakistan (21/4/2021). Sedikitnya empat orang tewas dan belasan lainnya luka-luka akibat ledakan.