Catatan Naniek S Deyang:
Setelah meninjau calon ibu kota baru bersama Menhan dan Menteri PU, kemarin sore (25/8/2021) Pak Presiden mengumpulkan 7 partai pendukung, termasuk Gerindra dan PAN yg belakangan menyusul menjadi partai pendukung pemerintah.
Dalam kesempatan dimana hadir semua Ketua Partai beserta Sekjennya di Istana, termasuk Bu Mega dan Pak Prabowo, Presiden memaparkan beberapa hal dari mulai pandemi dng segala capaian dan upaya2 yg dilakukan. Dan yg paling penting sebetulnya dalam pertemuan itu Presiden memaparkan soal rencana memindahkan Ibu Kota Baru di Kaltim.
Memang utk pindah Ibu Kota, gak bisa Presiden ujug-ujug (tiba2), main membangun Ibu Kota dan pindah begitu saja, tetapi kalau menyangkut Ibu Kota, maka harus dapat persetujuan DPR. Oleh karenanya penting bagi Presiden mengumpulkan Ketum Partai dan Sekjennya partai pendukung yg punya suara siknifikan di DPR. Ya tentu utk memuluskan agar DPR ketuk palu menyetujui rencana Pindah Ibu Kota tersebut.
Dng hutang luar negeri sekarang lebih 6000 Triliun, rasanya memang berat atau tdk mungkin semua dibiayai APBN, wong tahun depan saja utk bayar bunganya doang Indonesia harus merogoh kocek 400 Triliun lebih. Jadi kabarnya Ibu Kota itu akan dibangun dng skema yg membiayai pembangunannya negara asing (beberapa negara), dan dibuat semacam BOT. Negara asing itu bisa menggunakan utk usaha misalnya 40 tahun atau bisa diperpanjang , nanti entah tahun kapan baru dikembalikan ke Indonesia. Makanya kemarin santer ada berita misalnya UEA sdh dapat jatah blok di calon Ibu Kota Baru itu.
Saya pribadi dalam posisi nggak terlalu peduli dng rencana besar membangun Ibu Kota Baru itu, wong Malaysia juga punya dua Ibu Kota yaitu KL dan Putrajaya sebagai pusat Pemerintahan.
Hanya saya sebagai rakyat kelas "abal-abal" bukan orang partai, bukan elite partai, bukan juga tokoh, hanya rakyat yg kalau gak bisa tidur nulis di medsos plus ngajak sedekah utk rakyat yg tdk tersentuh kata "bahagia", boleh kan mengajukan usul ke Pak Presiden?
Monggo Pak Presiden bangun Ibu Kota Baru, tapi mbok di skip dulu, karena saat ini sumpahhhhh rakyat dimana -mana menjerit-jerit gimana caranya bisa cari duit utk melanjutkan hidup 😭😭, rakyat itu termasuk saya Pak. Semua usaha sepeti berhenti Pak Presiden, dan komoditas pertanian harganya hancur lebur. Jadi mohon segala daya upaya konsentrasikan dulu utk mengatasi pandemi dan memulihkan perekonomian.
Utk masalah pandemi misalnya, sedih Pak kalau lihat rakyat berebut pengin divaksin, saking pengin sehat supaya bebas bisa cari makan Pak😭😭Lihatlah dimana -mana , terakhir di Palembang dan Jambi, sebelumnya di Tangerang, Surabaya dll, rakyat rela antri 12 jam bahkan berjubel -jubel utk bisa dapat vaksin, padahal kuotanya hanya ratusan orang. Sedih banget Pak Presiden, padahal para pejabat ( bukan Nakes) sudah sampai booster Pak 😭😭(vaksin ketiga kalinya).
Nah yg parah lagi yg sudah vaksin pertama, ternyata sekarang banyak yg masih kesulitan utkdapat vaksin kedua, padahal jarak suntik vaksin pertama dan kedua sudah habis. Misalnya utk vaksin Sinovac kan jarak vaksin pertama dan kedua hanya satu bulan, lha ini yg sdh vaksin pertama mau vaksin kedua gak jelas, dng alasan Dinkes , habis jatah vaksinya. Terus piye? Apa yg sdh vaksin pertama ini harus ngulang lagi karena kelewat lama atau gimana?
Itu baru bicara vaksin, bicara oksigen meski BOR rumah sakit sdh melandai, tapi oksigen masih tdk mudah diperoleh Pak Presiden.
Itu baru bicara pandemi, bicara keadaan ekonomi rakyat seperti berkali -kali saya tulis Pak Presiden, petani ini habis air matanya Pak, tinggal nangis darah kayaknya. Sudah kehantam PPKM produknya tdk diserap karena industri hilir (kaki lima, warusng, resto, catering dll tdk jalan full), ditambah ke hantam produk impor. Contoh sekarang yg paling ngenes cabe Pak!
Jadi maksud saya begini Pak, mohon konsentrasi mengatasi pandemi (jangan malah nakut-nakuti kayak Menteri yg bapak percaya ngurusi pandemi yg mengatakan belum tentu pandemi dua tahun ini akan berakhir) dan konsentrasi mengatasi pemulihan ekonomi Pak Presiden.
Kalau sdh beres masalah pandemi dan ekonomi bisa bangkit, rakyat bisa bebas cari makan dan yg dihasilkan rakyat bisa terserap pasar, monggo Pak Presiden bangun Ibu Kota Baru.
Demikian usulan saya sebagai rakyat Pak Presiden... Insyallah suara saya mewakili jutaan rakyat banyak Pak Presiden, meski saya bukan anggota DPR.
(Naniek S Deyang)