[PORTAL-ISLAM.ID] Anwar Ibrahim dan Mahathir Mohamad kembali bersama. Dua tokoh politik Malaysia itu pada Senin (2/8/2021) memimpin aksi turun ke jalan di Dataran Merdeka, Kuala Lumpur. Mereka menentang penutupan gedung perlemen dan meminta Perdana Menteri Muhyiddin Yassin untuk mengundurkan diri.
”Bahkan meski semua orang mengecamnya (Muhyiddin, Red), dia tetap tidak punya malu dan menolak untuk mundur,” tegas Mahathir seperti dikutip Agence France-Presse.
Senin (2/8/2021) seharusnya menjadi hari terakhir rapat parlemen Malaysia. Namun, Muhyiddin membatalkannya sepihak dengan alasan terjadi penularan Covid-19. Padahal, parlemen sudah lama nonaktif gara-gara penerapan status darurat. Pekan lalu adalah rapat parlemen pertama sepanjang tahun ini.
Anwar di lain pihak menjelaskan bahwa pemerintahan Muhyiddin telah kehilangan legitimasinya. Dia juga tidak memiliki dukungan mayoritas di parlemen. Jika kemarin rapat digelar, oposisi berencana melakukan voting mosi tidak bercaya. Ada kemungkinan oposisi bakal menang. Sebab, Muhyiddin sudah kehilangan dukungan dari para legislator UMNO.
”Kami melakukan aksi hari ini karena ingin melindungi rakyat,” ujar Anwar.
Aksi turun ke jalan tersebut diikuti sekitar 100 legislator. Tampak juga istri Anwar, Wan Azizah Wan Ismail. Mereka lantas berjalan bersama menuju gedung parlemen. Namun sebelum sampai, mereka dibubarkan oleh polisi anti huru-hara. Polisi mengancam akan menahan massa yang bersikeras ke parlemen.
Kebersamaan Anwar dan Mahathir adalah pemandangan yang sulit terlihat setelah hubungan keduanya memanas gara-gara perebutan kekuasaan. Ketika koalisi Pakatan Harapan (PH) menang, ada pembagian kekuasaan. Mahathir berkuasa selama dua tahun sebagai PM dan sisanya Anwar. Itu disebabkan saat penentuan siapa PM selanjutnya, Anwar masih di dalam penjara. Namun menjelang dua tahun, Mahathir enggan turun dan bermanuver. Sempat terjadi kekosongan kekuasaan di Malaysia. Imbasnya, raja Malaysia menunjuk Muhyiddin sebagai PM.
Pada pemilu 2018, Anwar dan Mahathir bersatu untuk menggulingkan Najib Razak. Kini mereka bergandengan tangan sekali lagi untuk melengserkan Muhyiddin. Sejak awal, dukungan untuk Muhyiddin memang tidak terlalu kuat. Ekonomi yang memburuk dan pandemi justru memperparah situasi. Kecaman untuknya datang bertubi-tubi.
”Kami melihat ada peningkatan pihak yang menentang pemerintahan Muhyiddin, mulai dari pelajar, aktivis, dokter kontrak, hingga rakyat Malaysia. Dan kami juga menyaksikan pemerintah menggunakan polisi sebagai alat untuk mengekang perbedaan pendapat yang sah,” cuit legislator dari Partai Aksi Demokrasi Charles Santiago.
Dia adalah legislator yang terpilih dari area Klang. Itu adalah salah satu wilayah yang terdampak pandemi paling parah di Malaysia. Muhyiddin di lain pihak belum memberikan tanggapan apa pun.[JP]