[PORTAL-ISLAM.ID] Pengamat politik Lingkar Wajah Kemanusiaan (LAWAN Institute) Muhammad Mualimin buka suara soal sikap Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin.
Pasalnya, Ngabalin terlalu asyik mengkritik penggiat media sosial Rocky Gerung dengan kata-kata yang tidak pantas dilontarkan oleh seorang tenaga ahli di KSP.
Seperti diketahui, Rocky Gerung juga cukup vokal menyoroti kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sebelumnya, Ali Ngabalin menyinggung status Rocky Gerung yang belum menikah dalam unggahan di akun Instagram @ngabalin, Sabtu (7/8).
“Kita doakan professor abal-abal tukang NYINYIR ini semoga cepat menikah & berkeluarga dengan begitu dia akan sehat & waras,” ungkap Ngabalin, Sabtu (7/8).
Mualimin menjelaskan, seharusnya Ngabalin tidak perlu memberikan kritikan seperti itu kepada Rocky Gerung. Pasalnya, sikap Ngabalin dipandang merusak citra pemerintahan Presiden Jokowi.
“Iya. Ngabalin menjadi aib Istana, pembantu presiden kelasnya rendahan dan bermulut kotor,” katanya , Senin (9/8).
Menurutnya, Ngabalin ingin menyerang balik cacat Rocky Gerung, tetapi caranya kurang tepat.
“Makanya melebar ke urusan perkawinan yang sembrono dan tidak esensial,” ujarnya.
Mualimin juga menjelaskan, bahwa ucapan ali Ngabalin tidak sesuai dengan posisinya sebagai Tenaga Ahli Utama di istana.
“Ucapannya rendahan dan tak ada aroma intelektualnya,” jelasnya.
Heboh dengan serangan Ngabalin, Refly Harun membela Rocky. Menurut Refly Harun, komunikasi pejabat publik seperti Ngabalin memang tidak pantas.
Sebagai pejabat publik dengan dua jabatan sekaligus yang dibiayai oleh uang rakyat, Ngabalin ialah contoh pejabat publik yang gagal dalam berkomunikasi.
Apalagi jika kapasitasnya mewakili istana, maka kesalahan Ngabalin bisa dua kali lipat.
“Kalimat ngabalin di media sosialnya memang tidak pantas disebut oleh pejabat publik,” kata Refly Harun.
Ia menegaskan, jika dirinya hanya ingin memberikan pembelajaran komunikasi oleh pejabat publik. Sebagai orang yang dibiayai oleh uang rakyat dengan dua jabatan baik di KSP dan komisaris BUMN, pernyataan Ngabalin sungguh tidak berkualitas.
Merujuk pernyataan klasik, jika proses berdebat harus memiliki subtansi.
“Orang-orang yang berdebat dengan tidak substansi, maka akan menyerang secara substansi,” sambung Refly.
Karena yang mengucapkan Ngabalin, pernyataannya bukan pada ranah privat lagi.
Acap kali, sambung Refly, Ngabalin ini mengkritik dengan menghina serta merendahkan orang lain. Misalnya saja, saat banyak orang mengkritik KPK, ia menyebut otak sungsang.