ADA APA DENGAN TALIBAN
Oleh: Wira Bachrun
Ada beberapa kawan² yang bertanya tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi di Afghanistan.
Sebagiannya lagi.. biasa.. main vonis saja mengatakan bahwa Taliban itu pemberontak, khawarij bla bla bla tanpa melihat dulu bagaimana kronologi konflik di Afghanistan.
Sebenarnya konflik di Afghan cukup panjang, dari kudeta yang menyebabkan Afghan berubah dari Kerajaan menjadi Republik, kemudian disusul invasi komunis soviet ke Afghan dst.. Tapi saya cerita mulai dari era Taliban saja.
Dari tahun 1996-2001, Taliban adalah pemerintah resmi Afghan. Mereka diakui oleh 3 negara Islam: Arab Saudi, UAE dan Pakistan.
Tahun 2001 Amerika menginvasi Afghanistan dengan dalih perang terhadap terorisme (pasca 9/11). Dalam peperangan ini mereka bekerjasama dengan pemberontak Aliansi Utara untuk menumbangkan pemerintahan sah Afghanistan yaitu Taliban.
Walaupun akhirnya ibukota Kabul dan banyak wilayah berhasil direbut oleh pemberontak aliansi utara dan Amerika, namun secara de facto Taliban masih berkuasa di banyak tempat. Rakyat lebih mencintai Taliban dan menganggap bahwa pemerintah yang berdiri adalah boneka penjajah.
Pemerintahan Taliban sendiri masih beroperasi dari Doha (Qatar). Mereka masih berhubungan baik dengan negara² Islam, di antaranya Indonesia. Taliban pernah diundang oleh Wapres kita Jusuf Kalla ke istana untuk membicarakan perdamaian di Afghanistan.
Bahkan... Sempat mampir ke PBNU disambut oleh Yai Said. 😁
Nah.. tahun 2020, Amerika dan NATO membuat perjanjian damai dengan pemerintah Taliban. Ini secara tidak langsung menunjukkan pengakuan barat terhadap eksistensi Pemerintah Talib4n.
Amerika dan NATO akan hengkang dari Afghanistan dengan syarat Taliban tidak boleh melindungi Al Qaeda dan Taliban mau berdialog dengan pemerintah yang didukung oleh barat.
Perundingan ini mendapat dukungan penuh dari dunia internasional.
Presiden Amerika, Donald Trump kemudian mulai menarik pasukan dari Afghanistan dan kemudian dilanjutkan oleh penerusnya Joe Biden.
Masalah muncul ketika pemerintah Afghanistan bentukan barat yang dipimpin oleh Presiden Ashraf Ghani mengatakan bahwa dia tidak mengakui perjanjian damai Amerika dan Talib4n karena merasa tidak dilibatkan. Presiden Ghani juga mengatakan tidak akan melakukan pertukaran tawanan dengan Talib4n sebagai konsekuensi perjanjian damai itu.
Amerika tetap saja menjalankan program penarikan pasukan dari Afghanistan. Bahkan seolah-olah mereka ingin segera meninggalkan negeri yang kurang lebih 20 tahun mereka invasi. Amerika akhirnya mengulangi sejarah mereka di Vietnam.
Begitu ditinggal oleh Amerika dan NATO, Pemerintah Taliban yang masih didukung sebagian besar rakyat Afghanistan pun memberikan ultimatum kepada pemerintahan Ashraf Ghani untuk menyerah.
Banyak tentara dan aparat pemerintah yang kemudian kabur ke negara tetangga. Yang bertahan pun banyak memilih menyerah atau bahkan bergabung dengan Taliban.
Presiden Ashraf Ghani pun meninggalkan Afghanistan, akhirnya Kabul berhasil dikuasai Taliban. Taliban pun kembali menjadi penguasa de facto di Afghan.
Jadi begitu sedikit gambaran tentang apa yang terjadi di sana. Mudah-mudahan jelas.