Negeri ini rusak
Kalian tahu siapa wanita ini? Dia adalah JAKSA penerima suap. Mau jungkir balik definisinya, dia adalah penjahat.
Mari kita lihat hal-hal yang fantastis lucunya di negeri ini.
Wanita penyuap ini, telah dihukum 10 tahun penjara oleh pengadilan Tipikor. Setelah vonis itu, tentu dong, dia tidak mau dihukum 10 tahun, maka dia mengajukan banding.
Ronde kedua berlangsung, akhirnya pengadilan Tinggi kasih 'diskon' hukuman jadi 4 tahun. Yes.
Nah, yang lucu adalah: kejaksaan tidak mau kasasi lagi. Selesai. The end. Setelah drama berminggu-minggu, aktivis anti korupsi protes, dll, jaksa telah bilang: no kasasi-kasasi lagi. Cukup.
Lucu kan? Itu wanita penyuap sudah divonis 10 tahun. Kemudian di pengadilan berikutnya dikurangi jadi 4 tahun, eh jaksa mendadak cukup sampai di sini. Tidak usah diperpanjang. Toh, konon katanya 4 tahun sudah okelah.
Inilah cerminan hukum di negeri ini. Wanita penyuap ini adalah jaksa dulu. Dia bertugas menghabisi penjahat, eh dia malah jadi penjahat. Perbuatan dia seharusnya dihukum serius sekali. Tapi well, jaksa lain sudah bilang, tidak mau banding lagi. Jaksa2 sudah bicara. Jaksa ini, jaksa itu. Sama2 jaksa. Nah, kalau jaksa tidak mau kasasi? kamu yg mau kasasi? Tidak bisa. Lagian, kata jaksa, wanita penyuap ini sudah ngasih mobil ke negara. Yes, maha benar jaksa atas segala petuahnya.
Selamat wahai wanita penyuap. 4 tahun ini, kalau sudah remisi-remisi, paling cuma 2 tahun doang di dalam sana. Dengan koneksi, itu penjara bisa disulap kayak kamar hotel. Ehem. Lihat saja sendiri kalau tidak percaya, sudah banyak foto, video penjara jadi 'kamar hotel'. 2 tahun itu cepat. bahkan belum ganti presiden sudah beres.
Apakah setelah dipenjara 2 tahun wanita penyuap ini tobat? Betulan menyesal? Maka biarlah Tuhan yang menyimpulkannya. Hari gini, terlalu banyak orang-orang penuh drama bilang dia menyesal, tapi dia tidak mau dihukum, mencari cara agar hukumannya dikurangi. Begitulah. Mungkin ciri orang2 bertobat telah berubah.
Tabik.
(By Tere Liye)
*fb