Orang yang ngutang kok galak banget ya pas ditagih? ☺
Psikolog Donna Gates pernah mengingatkan, sebagian orang ketika merasa terancam, mereka akan ‘membesarkan diri’ mirip-mirip siasat defense. Bukan sekedar untuk melindungi diri, sikap galak juga membuat mereka tampak lebih besar atau lebih berkuasa sehingga berharap tidak diganggu lagi.
Pas ditagih, ada juga yang suka ngeles, bikin kita gemes. ☺
Padahal dulu datangnya memelas. Kalau ditagih, eh dia PHP.
PPKM = Pas Perlu Kamu Memelas ☺
Saran saya, jangan membiasakan diri dengan utang. Kalaupun sudah terlanjur, yah lunasi. Belum bisa bayar semuanya, yah sebagian dulu. Ini jauh lebih baik ketimbang nggak bayar sama sekali.
Misal, kita berutang Rp 20 juta. Saran saya, yah kikis. Misal Rp 1 juta atau Rp 500 ribu. Mengikis, ini wujud kesungguhan. Allah menilai, manusia pun menilai.
Kalau kita sungguh-sungguh, bukan mustahil tau-tau Allah memampukan kita untuk melunasi semua utang. Mungkin dari arah yang tidak disangka-sangka.
Nabi Muhammad sering berdoa, "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari berbuat dosa dan terlilit utang.” Begitulah, berdosa dan berutang sama-sama nggak enak rasanya.
Kita sama-sama tahu, utang bukan masalah individu aja. Tapi juga masalah negara. Indonesia, menurut World Bank, tercatat sebagai negara dengan utang luar negeri tertinggi ke-7 di dunia. Serem!
“Mas Ippho, bukannya saya nggak mau bayar utang. Tapi memang duitnya yang nggak ada.”
“Kalau nggak ada, yah adain. Misal, dengan jualan.”
“Tapi saya nggak pinter ngomong.”
“Lha pas ngutang, kok pinter ngomongnya?” ☺
Ngutang demi membeli dan memiliki sesuatu, terus merasa nyaman karena telah memiliki itu, boleh dibilang ini adalah kenyamanan yang semu. Selain itu juga bisa dibilang si dia ini nggak punya malu 😄
Kita harus ‘realize’.
Lihat dengan ‘real eyes’.
Nyaman kayak gitu adalah ‘real lies’.
Ini pendapat saya. Apa pendapat teman-teman? ☺
(Ippho Santosa)