Tadi malam saya menonton Youtube-nya Pandji Pragiwaksono. Kita sebut saja semacam Klarifikasi atas video pendek mereka yang menyindir Pak Jokowi yang tidak berbuat apa-apa dan seperti tergantung "arahan" LBP.
[Video Pandji yang dibully]
Njrit Ngakak Gw Bgsd! 😂pic.twitter.com/HsyOQdkh6X
— Boss (@BossTemlen) July 25, 2021
Poin Klarifikasi Pandji, biarpun masih terkesan malu-malu, tapi dia mengakui, melawak di Jaman Pak SBY lebih nyaman dan aman ketimbang jaman sekarang.
Pandji misalnya mengakui, berkali-kali menjadikan Pak SBY lelucon, tapi tidak ada masalah dan dipermasalahkan. Sebaliknya baru sekali menyindir Pak Jokowi dan LBP, dia dicaci-maki oleh pendukung kedua orang tersebut.
Tentu saja seperti biasa, Pandji sebagai eks Pendukung Pak Jokowi tetap tidak lupa memuja dan memuji, Pak Jokowi itu bagus, tapi pendukungnya yang bermasalah.
Saya tidak tertarik dengan "masalah" Pandji dengan eks kawan-kawannya. Cuma poin yang saya bikin geleng-geleng kepala, kenapa orang seperti Pandji dan banyak juga orang lain yang dalam tanda kutip saya anggap pintar selalu menganggap salah satu "keluarbiasaan" Pak Jokowi adalah gaya merakyatnya.
Apakah bangsa kita sudah terlalu begitu trauma dengan gaya formalitas para Pemimpin kita?
Saya akui, baru Pak Jokowi dalam Kapasitas Presiden di Negeri ini yang datang ke Acara Resmi memakai Kaos Oblong. Ya ngga salah. Bagus juga. Kita memang harus akui, wajah beliau lebih cocok dengan gaya kasual daripada pakaian resmi.
Mohon maaf, kalau misalnya Pak Prabowo, Bang Anies, dan Pak Jokowi sama-sama pakai jas. Berdiri berdampingan. Disamping Mobil Limousine. Bagi yang ngga kenal, akan sangat mudah untuk menunjuk atau berpikir Pak Jokowi sebagai Sopir Pribadi.
Tapi sekali lagi itu bukan masalah besar. Baik yang menganggap positif maupun yang menanggapinya dengan negatif.
Sebaliknya saya pikir dan kita semua pasti sepakat. Poin utama dan paling penting dari seorang Peminpin adalah cara berpikirnya. Bukan berpakaian atau penampilannya. Kalaupun tidak pintar minimal ya harus cerdas. Kalau bisa pintar dan cerdas.
Nah, mohon maaf. Saya yakin mayoritas rakyat kita menganggap Pak Jokowi tidak pintar dan tidak terlalu cerdas. Termasuk yang mendukungnya.
Silahkan amati. Semua sanjungan kepada beliau pastinya dengan kata kunci "dianggap merakyat dan sederhana". Ya akhirnya dimasa beliau kehidupan semua rakyat ikut sederhana.
Gimana mau hidup mewah? Ekonomi memburuk, nilai mata uang rupiah terpuruk dan hutang negara kian menumpuk.
(Azwar Siregar)
[Pandji: Gue Kangen Jaman SBY]