[PORTAL-ISLAM.ID] Ketua Hamas di luar negeri, Khalid Misy’al menyeru Saudi Arabia untuk membuka hubungan dengan Hamas, dan kembali melakukan perannya yang terkenal dalam mendukung persoalan Palestina.
Dalam wawancara dengan chanel “Al-Arabiya” Saudi, Ahad lalu (4/7/2021), Misy’al menambahkan, Hamas membuka diri bagi semua negara, dan afiliasinya tidak terbatas kepada satu front di kawasan dan regional, ditegaskannya bahwa Hamas bersifat independen dalam keputusannya, dan tidak tunduk pada satu rezim maupun negara tertentu.
Hamas masih tetap berafiliasi kepada Ikhanul Muslimin secara pemikiran, namun tetap sebagai gerakan Islam Palestina independen, dengan persoalan utamanya melawan penjajah zionis, jelas Misy’al.
Ketua Hamas di kawasan luar negeri ini menegaskan, keputusan Hamas berada di tangan para pimpinannya, dan tidak tunduk kepada sebuah rezim maupun negara, dan keputusan Hamas diambil berdasarkan kepentingan bangsa Palestina.
Dukungan Iran
Terkait dukungan Iran, Misy’al menyebutkan bahwa Iran memberikan dukungan persenjataan dan teknologi untuk kerja perlawanan, "Kami berterimakasih dan mengapresiasi semua pihak yang mendukung Kami."
Namun demikian, ungkapan terimakasih Kami tidak berarti Kami sepakat dengan Iran dalam kebijakan regional maupun internasional, ditegaskan Misy’al bahwa dukungan sejumlah negara kepada Hamas, tidak berdampak pada independensi keputusan Kami, maupun afiliasi Kami kepada Umat Islam dan bangsa Arab.
Misy’al menegaskan bahwa Hamas tidak akan mengevaluasi hubungan apapun yang bisa memberikan manfaat bagi bangsa Palestina. Dalam semua kondisi apapun Kami tidak mengekor kepada seorangpun.
Tokoh pendiri Hamas ini menegaskan bahwa Hamas tidak rela terhadap kejahatan yang menimpa negara Arab dan dunia Islam, Kami juga tidak mencampuri urusan negara lain, dan semua yang diharapkan Hamas adalah kebaikan dan keamanan bagi umat dan bersatu dalam menghadapi ancaman zionis.
Misy’al menjelaskan, kepala biro politik Hamas Ismail Haniyah, saat ini tengah melakukan kunjungan ke sejumlah negara Arab dan negara Islam, dan diterima di sejumlah ibukota tanpa afiliasi kepada satu pihak dan mengorbankan pihak lain, Kami menyerukan kepada segenap negara Arab dan Islam untuk menyambut para pimpinan Hamas.
Terkait kondisi di Suriah, Misy’al mengatakan, “Kami berharap Suriah segera keluar dari krisisnya dan kembali stabil, serta mampu merealisir harapan umat. Kekuatan umat akan membawa kebaikan bagi kita semua, dan menjadi salah satu factor kemenangan melawan musuh.”
Ancaman Israel
Misy’al menegaskan, entitas zionis merupakan ancaman bagi umat, dan terlibat dalam semua krisis umat, sehingga siapa yang meyakini bahwa zionis bagian dari solusi dan sekutu bagi kita dalam semua krisis regional adalah salah besar, dan agresi terakhir ke Gaza membuktikan bahwa Israel sebagai musuh nyata bagi umat.
Misy’al mengingatkan peran Tel Aviv di kawasan, dan peran penjajah dalam krisis sebagai proyek penghalang kebangkitan, serta pembangunan kanal air sebagai ganti bagi terusan Suez, untuk membahayakan Mesir dan keamanan nasional Arab.
Ditegaskannya bahwa Umat harus sadar, bahwa Israel merupakan ancaman nyata bagi umat, sementara perlawanan akan tetap berada di jantung umat dan melindungi kepentingan dan keamanan umat.
Agresi Ke Gaza
Terkait agresi militer Israel terakhir ke Gaza, Misy’al mengatakan, agresi ini memaksa perlawanan melakukan tugasnya, merespon kejahatan penjajah, permukiman, kejahatan terhadap Al-Quds dan tempat suci, serta blockade Gaza yang membunuh puluhan orang setiap harinya.
Israel mulai melakukan agresi militer ke Gaza, saat menyerang warga di Al-Quds dan menyerbu Al-Aqsha di Ramadhan, serta mengabaikan peringatan dari pihak perlawanan.
Menurut Misy’al, Gaza telah menegaskan dalam pertempurannya bahwa kompas perjuangannya adalah Al-Quds, dan siap berkorban membelanya, dan berhasil membuktikan bahwa Kami satu perjuangan dan satu bangsa, yang mengungkap kedustaan klaim sebagain orang, bahwa Hamas memiliki motif untuk mendirikan negara kecil yang terpisah dari wilayah dan bangsa Palestina.
Sementara itu terkait capaian perang Saif Al-Quds, Misy’al menyebutkannya sebagai hasil kelipatan dari pertempuran sebelumnya, sebagai capaian perjuangan bangsa, dan tidak dinilai hanya dengan satu pertempuran, melainkan dengan kelipatan perjuangan dan capaiannya.
Misy’al menyerukan untuk melihatnya dengan kebanggaan atas hasil kemenangan yang diraih perlawanan mengalahkan penjajah Israel, dan memaksanya untuk mengevaluasi strategi aneksasinya.
Lihatlah kondisi Israel hari ini, makin menyelinap kedalam, mendapatkan pukulan keras di Tel Aviv, setelah sebelumnya arogan melakukan agresi di kawasan dan menduduki wilayah Arab, ungkap Misy’al.
Ditambahkannya bahwa dunia Arab, Islam dan kemanusiaan terlibat semuanya dalam membela Al-Quds dan Gaza, hal ini menunjukan bahwa dunia mulai berubah, dan memberikan dukungan bagi bangsa Palestina, saat Kami gigih melawan penjajah, dan mempertahankan hak-hak Kami.
Pertukaran Tawanan
Terkait dengan pertukaran tawanan, ketua Hamas di luar negeri ini menjelaskan, penjajah Israel melarikan diri dan enggan mendorong pertukaran tawanan.
Sementara pihak perlawanan Palestina terus gigih berjuang untuk membebaskan para tawanan Palestina, dan tahu cara membebaskan mereka, sebagaimana yang pernah dilakukan dalam pertukaran Wafa al-Ahrar sebelumnya. (PIP)