Dalam sebuah laporan tentang kendaraan udara tak berawak bersenjata Turki, surat kabar itu mengangkat tema, “Teknologi yang melayani kebijakan luar negeri Turki,”
Dua drone bunuh diri, Kargu-2, yang diproduksi oleh kontraktor pertahanan STM Turki, memainkan peran penting dalam konflik antara pemerintah Libya yang sah dan panglima perang Jenderal Khalifa Haftar pada musim semi 2020, katanya.
Munculnya drone Turki di pasar industri pertahanan Turki dan penggunaannya secara luas di medan perang juga ditekankan sebagai “fenomena yang tak terbantahkan.”
“Hanya dalam 15 tahun, negara ini telah mengambil tempat di antara produsen utama dunia dengan keinginan untuk bersaing dengan model AS, Israel dan Cina,” kata Le Monde.
Media ini juga menggarisbawahi bahwa drone Turki seperti Kargu, Bayraktar, Anka, Karayel dan Alpagu tidak hanya “efektif tetapi juga terjangkau.”
Drone Turki telah mulai digunakan dalam operasi lintas batas sejak 2016, sebut Le Monde. “Drone Turki, yang semakin efektif, telah mengubah keseimbangan kekuatan tidak hanya di Libya tetapi juga di Nagorno-Karabakh.”
Azerbaijan, Qatar, Ukraina, Tunisia dan sekutu NATO, Polandia, telah membeli drone bersenjata Turki. Dan Latvia, Hungaria, Albania, serta negara-negara lain, telah menunjukkan minat pada SIHA, kata Le Monde.
Sumber: Anadolu Agency
