[PORTAL-ISLAM.ID] Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa pelonggaran protokol kesehatan yang telah dilakukan oleh negara-negara dengan angka vaksinasi yang tinggi dapat menimbulkan risiko pertumbuhan virus yang makin kuat.
Mengutip AFP, Jumat (30/7/2021) penelitian yang dibuat Institut Sains dan Teknologi (IST) Austria itu menunjukkan bahwa simulasi yang dilakukan menunjukkan virus akan mampu berevolusi menjadi lebih kuat setelah 60% populasi telah menerima vaksin.
"Apa yang ditunjukkan oleh model kami adalah bahwa ketika kebanyakan orang divaksinasi, varian yang kebal vaksin akan muncul," ucap Simon Rella, salah satu tim pembuat penelitian itu.
"Ini berarti bahwa varian yang resisten terhadap vaksin menyebar ke seluruh populasi lebih cepat daripada varian biasa yang menyebar pada saat kebanyakan orang divaksinasi."
Ia menambahkan bahwa virus sendiri akan bermutasi sebagai respons terhadap kendala lingkungan, seperti peningkatan kekebalan dan tindakan respons yang dirancang untuk membatasi penularan. Mereka juga memberikan contoh mengenai Varian Delta yang saat ini terbukti lebih berbahaya.
Para ilmuwan IST menekankan pentingnya pemberlakuan pembatasan-pembatasan Covid-19 hingga seluruh populasi dunia tervaksinasi. Apabila tidak, hal ini dapat memberi ruang bagi virus untuk terus bermutasi.
"Tanpa koordinasi global, strain yang resisten terhadap vaksin dapat dihilangkan pada beberapa populasi tetapi dapat bertahan pada populasi lain," kata penelitian yang dipublikasikan di Nature Scientific Reports itu.
"Jadi, upaya vaksinasi yang benar-benar global mungkin diperlukan untuk mengurangi kemungkinan penyebaran global dari strain yang resisten."
(Sumber: CNBC)