Idul Adha perlambang pengorbanan bukan hanya Ibrahim dan Ismail, tetapi juga utamanya seorang perempuan bernama Sayyidah Hajar. Beliau istri Ibrahim, ibu Ismail.
Sulit membayangkan ibadah Ibrahim akan mulus kalau istrinya bukan Hajar. Perempuan yang ditinggal di bukit yang tandus berdua bayi Ismail, kemudian harus rela mengorbankan anak semata wayang untuk "persembahan"
Saat anaknya kehausan, beliau bolak balik 7x di bukit yang tandus panas Safa Marwah demi mencari sumber air untuk bayinya. Mulutnya tak berhenti berdoa, prasangkanya pada Allah terus baik meskipun didera ujian yang luar biasa, sampai akhirnya muncul air Zam Zam yang terjadi karena hentakan kaki bayi Ismail.
Mungkinkah semua cerita di atas terjadi tanpa kematangan pribadi dan keteguhan iman Sayyidah Hajar?
Jadi saat membahas Idul Adha, sejarah Makkah dan air Zam-zam, jangan lupakan peran besar perempuan tangguh di sana, Sayyidah Hajar.
Saat membahas sejarah Islam, jangan lupakan peran besar perempuan.
(Iim Fahima Jachja)