[PORTAL-ISLAM.ID] Tahun lalu, pandemi COVID-19 memaksa Turki membatalkan salah satu pertandingan olahraga tertua di dunia: turnamen gulat minyak Kirkpinar yang sudah digelar berabad-abad. Bagi penggemar Turki dan internasional, kembalinya festival itu memberi harapan diakhirinya berbagai pembatasan terkait pandemi.
Selama berabad-abad, ribuan pegulat berkumpul setiap tahun di kota Edirne, Turki untuk mengikuti turnamen gulat minyak Kirkpinar. Selama tiga hari, mereka bergulat di tengah teriknya matahari musim panas diiringi irama drum yang menghipnotis.
Lumuran minyak zaitun di tubuh pegulat membuat olahraga ini berbeda dari gulat lainnya.
Pada tahun 2020, turnamen itu dibatalkan dalam upaya pemerintah Turki menangani pandemi. Sebagian besar pertandingan olahraga lain juga terpaksa dihentikan.
Kini, sebagian besar aturan pembatasan sudah dicabut. Kembalinya para pegulat ke medan tarung memiliki makna signifikan.
Hakan Geyik, penyelenggara Turnamen Gulat Kirkpinar, mengatakan, “Gulat Kirkpinar adalah olahraga leluhur kita. Tahun ini adalah peringatan ke-660 tahun kompetisi ini. Penyelenggaraannya baru satu kali terganggu, yaitu tahun lalu akibat COVID. Seperti Anda bisa lihat di belakang saya, para pegulat sangat bersemangat untuk kembali setelah setahun absen.”
Tradisi dan upacara di sekitar turnamen Kirkpinar hanya sedikit berubah dalam berabad-abad. Sang juara memiliki status yang hampir melegenda di Turki.
Para pegulat berasal dari seantero negeri. Bagi banyak di antara mereka, gulat minyak lebih dari sekadar olahraga, ia menjadi sebuah jalan hidup, dan pandemi yang melanda amat menghantam mereka.
Goktug Arslan, pegulat dari Tim Korkuteli, mengatakan, “Ketika diumumkan bahwa pertandingan kemungkinan digelar tahun ini, itu sungguh sebuah berita gembira bagi kami. Pandemi benar-benar menekan kami, baik secara mental maupun finansial. Kami bertanding secara profesional dan mendapatkan penghasilan dari ini. Banyak teman yang harus keluar dari tim mereka, terutama karena beberapa kotamadya tidak lagi bisa mendanai klub-klub ini dan akhirnya membubarkan mereka. Teman-teman kami harus banting stir dari gulat untuk mencari uang.”
Turnamen gulat itu ditayangkan secara langsung ke seluruh negeri, namun banyak juga orang dari berbagai daerah yang sengaja datang ke Edirne untuk menonton langsung. Salah satunya, Erkan Karnal.
“Ini adalah olahraga nenek moyang kami, ini warisan sejak zaman Ottoman. Kecintaan ini diturunkan dari ayah kami. Kami ingin merangkul olahraga gulat ini dan menunjukkan dukungan kami sebisa mungkin. Kami datang setiap tahun. Saya dari Ankara, kami sangat mencintai olahraga ini dan ingin menanamkan kecintaan ini kepada anak-anak kami.”
Juara bertahan Ali Gurbuz pada akhirnya keluar sebagai juara dan mempertahankan gelar serta sabuk emasnya. Baginya, ini adalah kemenangan lainnya, sementara bagi Turki, ini selangkah lebih maju menuju kehidupan normal setelah pertarungan yang lama melawan pandemi.[Zamane]