[PORTAL-ISLAM.ID] Kritikan pedar dari BEM UI kepada Jokowi dengan julukan The King of Lip Service sampai saat ini masih menyita perhatian publik. Kini, tambahan julukan juga dilakukan oleh BEM Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Mereka menjuluki Jokowi dengan istilah ‘The KIng of Pura-pura Tidak Paham’. “Ini loh pak Jokowi poin kritik yang seharusnya dijawab dan ditanggapi. Satu, mengenai tindakan represi yang dilakukan aparat kepolisian. Dua, persoalan revisi UU ITE. Tiga, permasalahan KPK yang katanya setelah direvisi akan semakin kuat, namun nyatanya nihil. Empat, persoalan mengenai judicial review yang bapak minta untuk MK tolak semua gugatan tentang UU Cipta Kerja,” kata BEM UMY melalui unggahan di Instagram @bem_umy, Kamis (1/7).
BEM UIY juga menuliskan istilah baru tersebut. “Selain The King of Lip Service, jangan-jangan bapak juga The King of Pura-pura Tidak Paham?” jelas postingan itu.
Adapun menurut BEM UIY, selama ini yang dilakukan oleh Jokowi sesungguhnya bisa dijelaskan melalui teori retorika Aristoteles. Dalam teori itu dijelaskan salah satu senjata yang dapat digunakan dalam komunikasi persuasif adalah emosional.
“Bertujuan untuk menarik daya emosional rakyat, sehingga rakyat dibuat merasa bersalah, sedih, simpatik dan menghormati,” tembah BEM UIY.
Sebagaimana diketahui, dalam beberapa hari, istilah King of Lip Service menjadi trending topic di sosial media. Bahkan, nyaris di seluruh daerah, banyak kampus-kampus yang mendukung gerakan demokrasi melalui sindiran yang dilakukan oleh BEM UI. [bicaralah]