20 MENIT
20 menit sebentar amat? Ujar mbak-mbak.
Lama itu Mbak, ujar ibuk-ibuk.
Ngapain segitu doang, ejek bapak-bapak.
Pemanasan doang, sahut paklek-paklek.
Pengumuman-Pengumuman, teriak securityk, menurut Bapak Presiden, minimal 20 menit....
Naaah, semuak legak, gitu baru benar....
E maap maap, ralat securityk, maksimal 20 menit. M-a-k-s-i-m-a-l 20 menit. P-a-l-i-n-g l-a-m-a 20 menit.
Hening. Senyap.
Dan sekarang sudah 3 menit, tinggal 17 menit, lanjut securityk.
Orang-orang menghambur. Ribut. Bergegas. Crowded.
Menunaikan yang harus ditunaikan. Segerak. Secepatnyak.
Di pojokan seseorang berwajah kurus menyaksikan sambil tersenyum, entah senang, puas, atau sedih.
Sudah lama tidak ada yang tahu maknanya, ketika beliau yang terhormat dan mulia:
nyengir
Ttd.
Pakdhek.
Anti Lokdonk
Pegiat Cipta-Katak
(Amin Yadi)
Daripada didor pic.twitter.com/OG75aMEcbY
— Aldy Sungkar (@aldyahaha) July 26, 2021