[PORTAL-ISLAM.ID] Wawancara Eksklusif MINA dengan salah seorang Tokoh dan Pemimpin Hamas di Jalur Gaza, Dr. Mahmoud Zahar.
MINA: Assalamualaikum. Saya Mohammad Shaban, Koresponden MINA di Jalur Gaza.
Selamat datang di wawancara eksklusif kami dengan Dr. Mahmoud Zahar seorang politikus Palestina, salah satu pendiri Hamas dan seorang anggota kepemimpin gerakan Hamas di Jalur Gaza. Sebelum wawancara, izinkan saya memberi tahu Anda secara singkat tentang MINA.
MINA (Mi’raj News Agency) adalah sebuah Kantor Berita Internasional berpusat di Indenesia yang berfokus pada isu-isu internasional dan didasarkan pada nilai-nilai Islam. Salah satu misi utama MINA adalah fokus memperjuangkan pembebasan Masjid Al-Aqsha dan Palestina menjadi negara merdeka.
Terima kasih Dr. Mahmoud telah bersama kami di sini, pada hari ini Kamis (24/6/2021), kami memiliki beberapa pertanyaan untuk Anda, terkait dengan agresi Israel terakhir ke Gaza dan perjuangan kemerdekaan Palestina ke depan.
MINA: Pertanyaan pertama, Anda tahu bahwa agresi Israel terakhir ke Gaza yang bertujuan untuk mengalahkan perlawanan Palestina, menghadapi hasil yang tidak terduga, mereka menghadapi kemampuan militer yang kuat dari perlawanan Palestina sehingga mereka dipaksa untuk mengakhiri agresi dengan menyepakati gencatan senjata tanpa syarat antara kedua belah pihak. Jadi apa komentar Anda pada agresi di Gaza kali ini? Pertanyaan lain adalah, menurut Anda apakah ada kemungkinan terjadi kembali eskalasi baru antar kedua belah pihak?
Bismillahirrahmanirrahim, pertama-tama saya ingin menyampaikan bahwa sejak berdirinya negara Israel pada tahun 1948 agresi terus berlanjut, tidak hanya kepada rakyat Palestina, tetapi juga terhadap negara-negara Arab, terhadap Mesir, Suriah, Lebanon, Yordania, Jalur Gaza. Jadi, ini adalah sistem agresif, agresi adalah item utama, mereka bergantung pada kekuatan dan perintah mereka untuk menaklukan wilayah dan membuat Israel atau apa yang disebut Negara Israel, hidup dalam kondisi yang lebih aman.
Agresi terakhir sangat luar biasa. Karena reaksi dari pihak Palestina. Terutama yang dari Gaza tidak disangka-sangka oleh Israel, mencakup setiap daerah, khususnya daerah strategis, dan daerah 48 khususnya, serta Tepi Barat. Ini adalah pertama kalinya dari negara-negara Arab dan dari pihak kita, itu sangat indikatif bahwa saya pikir itu akan menjadi langkah pertama untuk pembebasan Palestina.
Kami tidak percaya bahwa mereka akan menghentikan agresi mereka. Jadi kami melakukan upaya terbaik kami untuk memperkuat kemampuan kami dan membuat medan konfrontasi kami lebih efektif, lebih merusak melawan musuh kami dan sampai kami membebaskan Palestina. InsyaaAllah.
MINA: Terima kasih. Sekarang pertanyaan kedua terkait dengan dukungan Iran terhadap perlawanan Palestina, Anda tahu, bahwa di tengah normalisasi negara-negara Arab dengan Israel dan mereka memotong dukungan terhadap gerakan perlawanan Palestina di Gaza. Iran tidak segan-segan mendukung Gaza. Namun mengenai agresi Israel terakhir di Gaza, izinkan saya bertanya, seberapa penting peran Iran dalam mendukung perlawanan Palestina di Gaza, dan agresi terakhir Israel di Gaza?
Tidak ada yang bisa menyangkal bahwa kita bukan satu-satunya musuh Israel, kami senang memiliki Israel pada situasi yang sangat buruk ini. Jadi Israel menderita karena posisi dan musuh yang banyak seperti Iran, selatan Lebanon, Suriah, Yordania, Jalur Gaza. Palestina, wilayah tahun 1948, dan juga Tepi Barat.
Untuk alasan ini, Iran menggunakan keuntungan dari konfrontasi terakhir antara Gaza, yang sudah didukung oleh uang Iran ketika kami menjalankan pemerintahan, dan juga dengan segala cara untuk memperkuat kemampuan kita di bidang militer untuk membela diri. Dan juga untuk menyerang Israel pada konfrontasi terakhir. Saya pikir dan saya yakin bahwa mereka jujur dan mendukung Palestina, bukan hanya karena kepentingan mereka tetapi juga karena item ideologis. Mereka percaya kehancuran Israel dan penghapusan negara Israel.
Jadi kita harus melakukan segala upaya dalam rangka untuk memperkuat hubungan kita. Ketika saya menjadi Menteri Luar Negeri untuk Palestina, saya mengunjungi Iran berkali-kali dan sebenarnya kami masih memiliki hubungan baik dengan mereka dan saya pikir mereka siap membantu kami dengan segala cara untuk merekonstruksi apa yang telah dihancurkan oleh Israel baik dari sisi militer atau untuk yang lainnya.
Saya pikir ini sangat penting untuk perlawanan Palestina, karena kami juga mendukung Jihad Islam dan juga faksi Palestina lainnya, dan kami sangat membutuhkan bantuan setiap Muslim dari manapun. Sebenarnya, saya juga mendengar negara-negara Islam di Asia akan membantu Palestina, karena Muslim itu saling bersaudara, dan saya pikir seperti Indonesia, Malaysia, yang lain harus membantu rakyat Palestina, dengan segala cara khususnya untuk urusan Sipil. Karena rumah-rumah dan gedung-gedung kami dihancurkan saat agresi Israel dan kami membutuhkan untuk membangun kembali dan juga untuk memperkuat diri kami sampai kami mencapai pembebasan Palestina.
Pada saatnya, era baru nanti saat Palestina merdeka, suasana politik baru di wilayah Palestina, tidak akan ada agresi terhadap negara-negara Arab dan juga terhadap negara-negara Islam. Untuk itu, sebenarnya saya meminta kepada setiap Muslim di manapun, terutama di negara-negara modern, maju dan kaya, seperti Malaysia, Indonesia, dan lainnya untuk membantu Palestina.
MINA: Baik terima kasih. Selanjutnya, sejak saya masih kecil saya teringat pernyataan yang dikatakan Syekh Ahmad Yasin, dan Dr. Abdul Azis Rantisi, mereka mengatakan bahwa pendudukan Israel tidak tahu bahasa damai, dan kami percaya semua akhir dari konflik antara pihak Palestina dan Israel, tidak akan dengan argumen atau kesepakatan. Jadi dalam hal ini, apakah Anda percaya pada solusi dua negara sebagai solusi nyata untuk mengakhiri konflik antara pihak Palestina dan Israel?
Kita harus membaca Quran Surah Al-Isra, di sana akan terlihat dengan sangat jelas. Pernyataan tentang penghapusan yang disebut dengan negara Israel. Kami menggambarkannya dalam bahasa Arab “Wa’dil akhiroh“, janji terakhir. Israel adalah orang asing dan ini akan diketahui bahwa ‘benda asing’ dalam tubuh manusia dari tubuh manusia akan ditolak, untuk alasan ini pihak Palestina, negara-negara Arab, pengadilan Islam menolak keberadaan Israel.
Kami sebagai pasukan di garis depan dengan Israel, kami membayar harga dari konfrontasi. Sejak 1948, 72 dan sampai saat ini, untuk itu, demi kesejahteraan mahkamah Islam, Israel harus dibubarkan.
Mereka adalah orang asing, yang percaya kepada Mesias. Mereka percaya bahwa Yesus akan datang kembali dan dia harus melihat orang-orang Yahudi hadir di Palestina untuk apa yang disebut menggeser mereka kembali yang kedua kalinya. Ini tidak tertulis dalam Quran. Itu tidak tertulis di dalam kitab suci manapun, kitab yang cukup besar. Ini adalah bagian dari negara Israel yang masih menjadi bagian dari era imperialisme.
Untuk itu, kita harus membela diri dan kita menyerukan kepada setiap Muslim untuk membantu rakyat Palestina yang akan menyediakan apa yang disebut Timur Tengah, terutama Tanah Suci, Tempat Suci, Masjid Suci seperti Masjid Aqsa dan lainnya untuk hidup dalam damai dan menghindari agresi terus menerus oleh orang Israel, oleh pemukim ilegal.
Kami menyerukan setiap Muslim di manapun berada untuk membantu rakyat Palestina. Ini adalah bagian dari agama kita. Muslim adalah saudara Muslim yang lainnya. Kami menyerukan untuk memenuhi apa yang disebut pertempuran “wa’dil akhiroh“, konfrontasi terakhir, janji terakhir dari Allah Subhanahu Wa Taala untuk menghilangkan keberadaan apa yang disebut negara Israel, dan mengobarkan semangat Islam di mana-mana, Insya Allah.
Ada banyak Hadis dan banyak ayat dalam Quran yang menunjukkan masalah ini.
MINA: Itu berarti Anda tidak percaya pada solusi dua negara itu?
Tidak ada satupun negara di dunia yang akan menerima istilah solusi dua negara yang membiarkan tanah mereka dan rakyatnya berada di bawah kendali negara asing atau kelompok asing.
MINA: Anda percaya bahwa tanah Palestina itu hanya untuk orang Palestina?
Palestina untuk Palestina, untuk semua orang Palestina. Seperti Malaysia, semua Malaysia untuk orang Malaysia, seperti Indonesia, seperti Amerika. Oleh karena itu, Israel ini adalah orang asing, mereka tidak memiliki hubungan dengan negara dan mereka berada di elemen apa yang disebut Kerajaan Inggris di daerah itu untuk menghindari rekonstruksi dan reuni negara-negara Islam di satu negara untuk mempertahankan mereka dengan urusan mereka melawan pendudukan Inggris.
Untuk alasan ini. Saya pikir jika setiap Muslim dapat melihat bagaimana sikap yang sebenarnya, bagaimana tatanan Islam yang sebenarnya. Tentang keberadaan pendudukan Israel di tanah kita.
MINA: Baik, Apakah menurut Anda itu adalah solusi sementara? Sebagai contoh.
Kita memiliki dalam Al-Quran ayat yang menyebut “wa’dul akhiroh” janji terakhir (terhadap Bani Israil), janji terakhir berarti penghapusan keberadaan.
*NB: Baca Surat Al-Isra ayat 1-7
فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ الْاٰخِرَةِ لِيَسٗۤـُٔوْا وُجُوْهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوْهُ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّلِيُتَبِّرُوْا مَا عَلَوْا تَتْبِيْرًا
"Apabila datang “wa’dul akhiroh”, (Kami bangkitkan musuhmu, musuh Bani Israil) untuk menyuramkan wajahmu lalu mereka masuk ke dalam masjid (Masjidil Aqsa), sebagaimana ketika mereka memasukinya pertama kali dan mereka membinasakan apa saja yang mereka kuasai." [QS Al-Isra, ayat 7]*
Jadi itu adalah bagian dari agama kami dan kami percaya bahwa kami memulai langkah pertama “wa’dil akhiroh“, janji terakhir, insya Allah, yaitu pembebasan Palestina atau negara Palestina.
Jadi dengan alasan ini, dengan ide ini kami mendirikan organisasi kami dan kami juga mendirikan negara kami ketika kami berpartisipasi dalam pemilihan, untuk menempatkan mayoritas Palestina dan kami menjalankan hubungan diplomatik yang nyata dengan setiap negara, tetapi sayangnya, kami ada masalah dengan Mahmoud Abbas dan Fattah. Saya pikir itu adalah kesalahan besar, tetapi kita harus mengisolasi diri kita dari pengaruh sekuler dan kebijakan luar negeri apa pun untuk memurnikan urusan kita dan untuk memenuhi janji dalam Quran kita insya Allah dan untuk menempatkannya secara praktis.
MINA: Baik, sama halnya dengan solusi dua negara, Indonesia dan organisasi kerja sama Islam meyakini solusi ini (Solusi dua negara) sebagai solusi untuk mengakhiri konflik antara kedua belah pihak. Apa komentar Anda?
Pertanyaannya adalah apakah masyarakat Indonesia siap untuk membagi negara mereka menjadi dua negara, sebagian untuk Muslim dan lainnya untuk Kristen atau orang-orang Yahudi yang datang dari Amerika atau datang dari China. Kami percaya, dalam ajaran Islam harus dikuasai oleh orang-orang Islam.
MINA: Bagaimana solusi sementara menurut Anda?
Tidak ada yang sementara, karena pengalaman kami sejak 1948, dan sebelumnya, sangat pasif, sangat merusak, sangat memilukan terhadap rakyat kami, mereka menggunakan keberadaan mereka untuk mendirikan negara mereka. Mereka membunuh orang-orang kami, mereka menghancurkan integritas kami, menyebabkan orang-orang kami menjadi imigran, tinggal di berbagai negara. Dan terakhir, mereka menjadi sistem yang agresif melawan Suriah, melawan Lebanon dan Mesir, dan melawan Palestina.
Jadi ‘benda asing’ (Israel) ini harus dihilangkan dan kita tidak boleh membiarkan semua orang dari zionis Kristen atau zionis Yahudi atau zionis Arab tinggal dalam satu meter persegi di tanah kita.
MINA: Baik, pertanyaan terakhir adalah izinkan saya menanyakan kepada Anda tentang persiapan eskalasi baru. Apakah ada kemungkinan akan ada eskalasi baru?
Kami tidak mencari eskalasi, kami mencari pembebasan tanah kami, dan itu ada tertulis dalam Al-Qur’an, apa yang disebut dengan janji terakhir, atau “wa’dil akhiroh” dan dalam “wa’dil akhiroh” kita akan membebaskan tanah kita, setiap jengkal tanah kita, Palestina dari utara, ke selatan, dari timur ke selatan.
Kita akan membebaskan tanah kita pada saat itu, dan akan hidup dalam negara merdeka, berpartisipasi dalam kesejahteraan manusia di mana-mana, terutama untuk Palestina.
MINA: Baik, apakah itu artinya Anda siap jika terjadi eskalasi kapan saja dan hari-hari mendatang?
Sejak berdirinya Israel tahun 1948, tidak ada satu negara pun di kawasan ini yang kebal terhadap agresi Israel, Lebanon menjadi sasaran agresi Israel berkali-kali, tanah Suriah diduduki oleh Yahudi, Yordania diduduki oleh Yahudi, sebagian Palestina diduduki oleh Yahudi, bagian dari Sinai, semua Sinai diduduki oleh orang Yahudi.
Jadi, tidak ada negara yang kebal dari pendudukan Yahudi sejak berdirinya negara Yahudi pada tahun 1948 hingga saat ini. Untuk itu, demi kesejahteraan wilayah ini, apa yang disebut negara Arab atau tanah Islam harus bebas dari pendudukan Yahudi atau pendudukan asing, untuk mengembalikan peran kita sebagai sipil, sebagai peradaban Islam untuk diterapkan di mana-mana di seluruh dunia masyarakat Islam.
MINA: Baik, terima kasih Dr. Mahmud, telah meluangkan waktu Anda untuk kami dan kami sangat menghargainya, sungguh terima kasih.
Terimakasih telah menyimak wawancara kami. Sampai jumpa di wawancara berikutnya insyaaAllah.
Demikian wawancara Koresponden MINA di Jalur Gaza bersama dr. Mahmoud Zahar, salah satu pendiri dan seorang anggota kepemimpinan Hamas.
(Sumber: MINA)