Alhasil, di sosial media banyak yang memprotes. Sebab Ustadz Khalid pernah menyinggung soal kewajiban bernyanyi lagu Indonesia raya.
Namun salah seorang Tokoh Nahdatul Ulama (NU), KH Taufik Damas membelanya.
“Menurut saya, kita harus tahu dulu siapa Ustadz Khalid Basalamah. Apa aliran keagamaannya. Kita tidak boleh menolak orang atas dasar tidak suka atau benci,” ujar Taufik Damas via akun Twitter-nya, Senin (28/6/2021).
Taufik mengatakan bahwa Ustadz Khalid termasuk ustadz berlariran Salafi-Hijazi. Aliran ini prinsipnya adalah melakukan purifikasi Islam, tapi mereka tidak anti terhadap pemerintah.
“Jangankan menentang, nyinyir terhadap pemerintah saja haram menurut pandangan Salafi-Hijazi ini,” kata Taufik Damas.
Dia mengatakan, Salafi-Hijazi berbeda dengan Salafi-Haraki yang memiliki cita-cita politik dengan prinsip menegakkan nizham islami.
“Kalau soal membid’ahkan amalan tahlilan, Maulid Nabi, dll, itu memang bagian dari prinsip purifikasi Islam yang mereka anut,” katanya.
“Mereka tidak cocok dengan NU, tapi mereka tidak anti pemerintah. Mirip para ulama di Saudi,” sambungnya.
Taufik tak mempermasalahkan kehadiran Ustadz Khalid memberi ceramah di lembaga-lembaga negara.
“Kalau Mako Paspampres mengundang orang seperti dia, ya biasa aja. Kita (NU) harus adil. Kita beda, tapi jangan karena beda kemudian harus mengecamnya,” ungkapnya.
“Gagasan purifikasi Islam itu harus dilawan dengan argumentasi yang baik dan benar. Bukan memusuhi orangnya, tapi kita luruskan cara berpikirnya. Itu prinsip adil dan toleransi yang diajarkan di dalam NU,” tutupnya.
[VIDEO - Khutbah Jum'at Ustadz Khalid Basalamahdi Mako Paspampres (Pasukan Pengamanan Presiden)]
(fajar)
