[PORTAL-ISLAM.ID] Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti bersyukur dengan karakter solid warga Persyarikatan. Karakter Muhammadiyah yang sedikit bicara banyak kerja telah terbukti dengan terkumpulnya donasi Palestina dan dana mengatasi pandemi.
Menurutnya, Muhammadiyah telah menggelontorkan dana lebih dari 350 Milyar untuk mengatasi pandemi, dan sebesar Rp32 milyar untuk membantu Palestina.
“Yang disampaikan Ketua Umum (PP Muhammadiyah) Pak Haedar, untuk pandemi saja Muhammadiyah sudah mendistribusikan dana lebih dari 350 Milyar. Gitu kok kemudian disebut Muhammadiyah itu tidak peduli itu pakai nalar dan pake penjelasan apa?” katanya dikutip laman resmi Muhammadiyah, Kamis, 10 Juni 2021.
Beliau menyampaikan, semua ini adalah bentuk kepedulian dan ketakwaan warga Muhammadiyah.
“Ini merupakan bentuk bahwa warga Muhammadiyah ini mengamalkan apa yang sudah dibiasakan selama bulan Ramadan dan menunjukkan ketakwaan warga Persyarikatan ini. Karena di antara ciri orang bertakwa adalah orang yang bersedekah dalam keadaan lapang dan sempit,” pujinya saat Silaturahim Syawalan Keluarga Besar Muhammadiyah Kabupaten Bantul belum lama ini.
Meski begitu, masih banyak yang nyinyir pada Muhammadiyah.
Abdul Mu’ti lantas berpesan agar warga Muhammadiyah tidak berkecil hati dengan narasi-narasi yang sengaja mengkerdilkan peran besar Muhammadiyah, termasuk di berbagai bidang lainnya.
“Alhamdulillah warga Muhammadiyah juga tidak kecil hati dan sakit hati ketika ada yang mengkritik dan mencurigai bahwa Muhammadiyah ini hanya menghimpun dana untuk bangsa Palestina tapi tidak untuk warga Indonesia sendiri. Saya kira itu sangat bertentangan dengan apa yang sudah dilakukan oleh Persyarikatan Muhammadiyah,” pesan Mu’ti.
Mu’ti pun mengajak warga Persyarikatan tidak merespon mereka dan tetap fokus dalam melakukan amal bakti kepada bangsa dan kemanusiaan semesta.
“Dan tentu saja itu menjadi catatan kita bahwa Muhammadiyah sendiri menjadi perhatian publik. Dan karena itu memang berbagai catatan itu tidak perlu kita respon secara emosional, tapi cukup kita dengarkan saja dan mudah-mudahan yang mengkritik itu bisa melihat dengan ‘ainul yaqin, tapi bisa juga dengan haqqul yakin bahwa kita warga Persyarikatan ini adalah warga yang amanah. Warga yang senantiasa melaksanakan apa yang diamanahkan kepada kita dengan penuh tanggung jawab,” tutupnya.
(Sumber: Muhammadiyah)