[PORTAL-ISLAM.ID] Front Rakyat Untuk Pembebasan Palestina dan Gerakan Jihad Islami menegaskan, pemerintahan baru Israel merupakan pemerintahan teroris dan agresor, dalam keterangan terpisah keduanya menyebutkan bahwa pergantian pemerintahan tak akan mengubah kebijakan penjajah.
Front Rakyat mengatakan, informasi pembentukan pemerintahan baru Israel dipimpin Naftali Bennett (Perdana Menteri untuk dua tahun pertama) dan Yair Lapid (Perdana Menteri selanjutnya) secara bergantian tak akan mengubah apapun di lapangan, PM baru Israel pada hakikatnya sepakat dengan agenda dan kebijakan Netanyahu, terkait agresi, permukiman zionis dan yahudisasi Palestina.
Front menyebutkan, tak mungkin menyembunyikan kegagalan strategi yang dialami perpolitikan zionis yang mengantar kepada terbentuknya kabinet lemah ini (kabinet lemah, karena kabinet ini hanya didukung tipis 60 kursi parlemen vs 59 kursi penentang). Realitas ini harus dimanfaatkan pihak Palestina untuk bangkit dan bersatu untuk menghadapi pemerintahan zionis dan segenap agendanya.
Pimpinan otoritas Palestina diminta untuk menghapus ilusi perundingan yang menggadaikan hak Palestina terhadap pemerintahan baru Israel, maupun menerima syarat komite Kwartet Internasional berupa solusi dua negara atau turunannya. Front menyerukan kepada Otoritas Palestina untuk merespons konsensus nasional memutus hubungan dengan penjajah, dan melepaskan diri dari kesepakatan OSLO dan turunannya baik di sektor keamanan, politik dan ekonomi.
Front berbendapat bahwa perlawanan yang didukung visi politik nasional dengan mengamati karakter musuh dan kontradiksinya, merupakan agenda yang harus diterapkan dalam berinteraksi dengan musuh dan agenda politiknya, yang pada akhirnya bisa mengusir penjajah.
Dalam konteks terkait, juru bicara gerakan Jihad Islami di Palestina, Thariq Salmi menegaskan, penjajah zionis yang dikuasai sistem keamanan dan militer tak pernah henti melancarkan teror dan agresi terhadap bangsa Palestina, sehingga tak ada jaminan apapun terkait dengan perubahan kepemimpinan di kalangan penjajah.
Mengomentari pelantikan pemerintahan baru Israel dibawah kepemimpinan Naftali Bennett, Salmi mengatakan, “Tak ada jaminan apapun atas perubahan di pihak pemerintahan zionis, kami menganggap mereka semua sebagai penjajah.”
Ditambahkannya, penjajah zionis dikuasai sistem kemanan dan militer yang tak pernah henti melakukan teror dan agresi, sehingga kita harus tetap dalam kesiapan permanen untuk membela bangsa dan wilayah, serta menghadapi entitas teroris ini.
Salmi menjelaskan, pemerintahan zionis ekstrimis akan memulai kerjanya dengan melakukan kejahatan terhadap warga dan kota Al-Quds, pada Selasa hari ini, lewat longmach bendera zionis. Salmi menyerukan mobilisasi massa untuk menghadapi agresi ini, dan tidak membiarkan penodaan terhadap tempat suci.
(Sumber: PIP)