PAK HARTO
Untuk Presiden terbaik Negeri ini, saya akan menyebut nama Pak Habibie. Baru urutan selanjutnya Pak Harto, SBY, Bung Karno, Gusdur dan Megawati.
"Lho, kok ngga ada nama Pak Jokowi bang?"
Oh. Maaf. Saya lupa. Lagipula, yang saya maksud kali ini adalah Presiden yang benar-benar Presiden. Presiden yang menjadi Petugas Rakyat. Bukan Presiden yang (masih) Petugas Partai.
Tapi daripada tulisan ini dipermasalahkan, nama Pak Jokowi saya masukkan setelah Gusdur dan sebelum Bu Megawati.
Alasan saya, di masa Bu Megawati menjabat, sampai sekarang saya belum paham apa prestasi yang pernah beliau torehkan. Kalau minusnya udah jelas, menjual Indosat.
Pak Habibie juga berkuasa cuma setahun setengah. Tapi dimasa yang singkat tersebut, beliau mampu mengendalikan Dolar yang mengamuk sampai 17 ribu ke 6500 perdolar.
Kran Demokrasi juga beliau buka selebar-lebarnya. Menurut saya masa beliau adalah masa paling Demokratis sepanjang sejarah Negeri ini. Kondisi ekonomi Indonesia yang hampir kolaps, juga berhasil beliau selamatkan.
Jaman Pak Harto saya anggap periode terbaik kedua Negeri ini. Pembangunan yang terkonsep rapi lewat Repelita. Kondisi Negara yang aman. Pemerintah yang bermartabat. Disegani Negara lain.
Tapi ada dua catatan buruk. Pemberangusan Demokrasi dan KKN.
Kita memang harus mengakui, jaman Pak Harto Demokrasi kita sangat buruk. Tapi kalau kita lihat, era tahun sebelum 90-an, Bumi masih tertutup. Belum ada koneksi yang terhubung luas seperti sekarang.
Kadang saya berpikir, andai Pak Harto berkuasanya dimasa sekarang. Sebut saja setelah tahun 2000. Bisa saja beliau akan menjadi Pemimpin yang sangat Demokratis. Dan Indonesia akan melompat menjadi Negara yang sangat maju dan beradab.
Sebaliknya, Pemerintahan sekarang wajar kita kritik dan sesalkan. Di Era digitalisasi sekarang, dimana dunia saling terkoneksi, tapi masih berupaya menjadi rezim otoriter. Rakyat yang berbeda pendapat ditangkap. Bikin Rancangan Undang-undang untuk memenjarakan rakyat yang mengkritik Presiden dan Anggota DPR RI.
Apa-apaan ini?
Jadi kalau kita balik, dimasa Orde Baru, Pemimpinnya adalah orang yang sekarang berkuasa, bisa saja akan sangat otoriter. Karena dijaman dunia yang sudah terbuka saja orang ini masih berani otoriter, apalagi dimasa dunia masih tertutup.
Oh iya, ada loh orang-orang yang otaknya terletak dilutut ngomong gini, "enak jaman sekarang, bisa punya motor, mobil dan handphone. Jaman Orba boro-boro motor, Sepeda aja ngga punya".
"Heh Dul Koei, kau bisa beli motor, mobil dan handphone karena perkembangan jaman. Tidak ada hubungannya dengan siapapun yang jadi Presiden sekarang. Emang kalau Haji Bolot yang jadi Presiden, apa kau pikir Samsung masih tetap Hape Lipat Polyphonic?"
Alfatihah buat Bapak Pembangunan Indonesia.
(By Azwar Siregar)