NGGA MAU DIHUJAT, YA JANGAN JADI PEJABAT!
By Azwar Siregar
Jadi tulisan kali ini, buat para Sontoloyo yang mengemis-ngemis suara kita di setiap Pilkada, Pileg dan Pilpres.
Jadi jelas ya. Maksudnya buat kalian para Kepala Daerah, Anggota Dewan dan juga buat Presiden.
Otak kalian dimana ya?
Mosok baru dihina sudah mengancam rakyat masuk Penjara?
Kalian itu Pejabat. Dapat hak istimewa. Digaji oleh Negara. Makan, tidur bahkan berak-pun kalian dibayari oleh rakyat!
Kita ini Negara Demokrasi. Harusnya segala kritik, bahkan hujatan dan caci-maki rakyat, anggap saja sebagai satu-satunya hak istimewa rakyat. Rakyat mengkritik, mencaci-maki, menghujat, tandanya ada kebijakan atau sesuatu yang salah pada diri kalian.
Rakyat tidak mungkin mengkritik, mencaci-maki atau menghujat kalian, sepanjang kalian bekerja dengan benar. Kalaupun sudah bekerja dengan benar, masih ada yang menghujat, berarti yang menghujat adalah orang ngga waras. Apa rakyat yang ngga waras mau kalian pidana?
Sini kuteriakkan ke kuping kalian, para Sontoloyo!
Begitu kalian menjabat. Menerima fasilitas dari Negara. Maka kalian adalah milik publik. Rakyat berhak menyampaikan apapun pendapat mereka tentang kalian.
Kalau memang tidak sanggup menerima kritikan, hujatan dan caci-maki, ya sudah, jangan jadi Pejabat. Jadilah rakyat biasa. Saya jamin, tidak akan ada yang mengkritikmu. Bahkan mungkin tidak ada yang mau kenal siapa dirimu.
Jadi sebagai Negara Demokrasi, harusnya rakyat bebas untuk mengkritik, menghina, mencaci-maki atau menghujat semua Pejabat.
Rakyat hanya boleh dipidana kalau sudah mengancam atau membahayakan nyawa Pejabat.
Sampai disini, kira-kira para Sontoloyo penyusun RUU Penghinaan kepada Presiden dan DPR RI itu bisa paham ngga?
Apa perlu dilakukan juga Program Pelatihan seperti yang dilakukan si Erick Thohir sama Benalu-benalu yang kita sebut Komisaris BUMN itu?
Biar kalian paham, kalau menjadi Pemimpin di Negara Demokrasi artinya melayani. Kecuali di Kerajaan baru dilayani.
Tolak RUU Penghinaan kepada para Sontoloyo!
[fb]
