MEMBUMIKAN PRABOWO
(Kritik seorang Sahabat)
Sesekali saya akan kritik Pak Prabowo. Kritik dari seorang Sahabat. Loyalis yang bukan Pembebek.
Dari dulu kalau saya amati, ada satu kelebihan yang sekaligus jadi kekurangan Pak Prabowo. Saya menyebutnya "terlihat tapi tidak terjamah, kelihatan tapi tidak bisa dipegang".
Kalau kita mau berbicara mengenai Tokoh Idola Politik. Pak Prabowo memenuhi hampir semua yang dipersyaratkan oleh akal sehat.
✅Pintar, jelas.
✅Berkelas, sudah pasti.
✅Tampan, sebelas-dua belas dengan saya. Pakai ukuran standard apapun nilainya mesti sembilan koma dari sepuluh angka sempurna.
Tapi ya Masyarakat kita emang agak unik. Kalaupun tidak bisa disebut sedikit nyentrik. Sering memilih idola politik khususnya calon Pemimpin malah berdasarkan kesamaan nasib.
Percaya atau tidak, dijaman Pilpres 2014 dan 2019, saya sering ngobrol dengan pendukung dan pemilih Pak Jokowi. Alasan mereka kadang tidak masuk akal.
Misalnya "Saya pilih Pak Jokowi karena beliau mengingatkan saya dengan diri saya sendiri".
Tentu saja yang dimaksudkan oleh si Bapak Pendukung yang kerjanya keseharian adalah Mbecak adalah potret penderitaan dan kemiskinan rakyat jelata.
Si Bapak Pendukung merasa melihat dirinya terwakili di diri Pak Jokowi. Sosok yang kurus, kerempeng, wajah biasa-biasa saja, IQ alakadarnya dan semua simbol "kesederhanaan" lainnya.
Ketika saya sampaikan kalau Pak Jokowi itu sebelumnya adalah Pengusaha Meubel yang sukses. Punya duit miliaran. Anak saja kuliah di Luar Negeri. Pendeknya bukan semiskin yang tercitra di wajahnya. Si Pendukung yah ngga mau percaya.
"Ya ndak mungkin. Kalau kaya pasti sehat. Wong Pak Jokowi aja mirip orang cacingan kok..."
Makanya ketika Pak Jokowi muncul dengan ide-ide dan pencitraan yang sebenarnya sangat absurd, cenderung konyol untuk sebuah Perhelatan Politik untuk memilih calon Pemimpin, sebut saja aksi menyapu jalanan, masuk got, pakai baju putih dengan aksesoris murahan dan aksi-aksi "nyeleneh" lainnya, laku keras dan mendapat simpati yang ramai.
Belum lagi faktor kedekatan dan membaur beliau dengan semua lapisan rakyat jelata yang memang patut diacungkan jempol 👍
Hal-hal seperti ini justru yang tidak dimiliki oleh Pak Prabowo.
Tentu saja kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Pak Prabowo. Beliau terlahir dari kalangan "bangsawan politik" Indonesia. Terlahir dari keluarga kaya-raya. Sahabatnya adalah para Sultan dan keluarga para Raja. Besar jadi Jenderal dan menantu orang yang sangat berkuasa. Jadi kemana-mana selalu dikawal.
Andai saja style Pak Prabowo bisa dirubah sedikit. Tidak perlulah pakai aksi konyol seperti masuk-keluar got (emangnya curut). Ini merusak akal sehat. Tapi paling tidak lebih mudah dijumpai masyarakat. Kurangi Pengawal dan barisan para Ajudan. Sesekali nongkrong dan membuat kejutan ngopi di Warung bersama rakyat jelata.
Saya yakin Pak Prabowo akan menjadi Idola Politik Kelompok Masyarakat yang pintar sekaligus yang tidak pintar (Yang menjadi Pendukung dan Pemilih Pak Jokowi selama ini).
Tentu saja ini tidak mudah. Tapi percayalah, kalau kita mau merubah sesuatu, jauh lebih mudah kalau kita juga ikut berubah.
Salam akhirnya 2024 Adil dan Makmur.
(By Azwar Siregar)