Jerinx mengatakan, dirinya dicap nyinyir padahal hanya mengkritik melalui lisan maupun tulisan.
“Dikritik pakai lisan dan tulisan dibilangnya nyinyir lah, mulut lemes lah. Ditantang berantem ditudingnya barbar gak berpendidikan juga miskin etika,” tulisnya.
Entah ditujukan untuk siapa, namun Jerinx tampak menyakini jika sudah berbeda narasi dengan arus utama, apapun pendapatnya akan dicap salah.
“Intinya kalau sudah beda narasi dengan arus utama, apapun counter argumen-mu akan dicap salah karena — sejatinya mereka tahu banget — jika diberi kesempatan tempur gagasan secara fair dan transparan, semua argumen mereka akan terpatahkan,” sambungnya.
Sementara itu, pada postingan sebelumnya, Jerinx kembali menjadi sorotan lantaran permintaannya kepada Najwa Shihab untuk mengundang Dharma Pongrekun. Ia adalah wakil kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Jerinx menilai, Dharma Pongrekun bukan orang sembarangan. Ia dianggap sebagai tokoh yang layak dijadikan narasumber untuk membahas sisi lain pandemi Covid-19.
“Saya pernah kok jadi jurnalis. Saya tahu persis jika Jurnalisme itu harus netral. Sayangnya, sejak pandemi ini mbak @najwashihab TIDAK PERNAH SEKALIPUN mengundang narasumber yg TIDAK senarasi dengan narasi “resmi” para entitas global,” tulisnya.
“Jendral @pongrekundharma88 dari Divisi Siber Indonesia ini sejak SEBELUM pandemi sudah menyuarakan narasi yg berbeda dengan narasi “resmi” versi globalis. Silakan cek IG beliau. Beliau bukan orang sembarangan. Posisi beliau di Jakarta. Tidakkah kalian merasa “aneh” hingga kini mbak Najwa tidak berusaha mengundang beliau? Ada apa denganmu Mbak?” sambungnya.
Jerinx SID menuturkan rakyat butuh informasi berimbang. Karena itu, ia juga menyarankan untuk mengundang tokoh lain seperti Siti Fadilah Supari, Ichsanuddin Noorsy serta lainnya.
“Ayolah, rakyat butuh keimbangan informasi, undanglah sosok-sosok seperti Jendral Dharma, Mantan Menkes ibu @siti_fadilah_supari, Doktor @ichsanuddinnoorsy.official atau Dokter @drslsimonspkk ke acara mbak,” paparnya.
Jika unggahannya ini, tidak mengubah keputusan Najwa dan tim-nya untuk mengundang tokoh-tokoh tersebut, Jerinx mengatakan jangan salahkan rakyat berasumsi ini adalah media milik globalis.[psid]
