DARI SEMBAKO, KNALPOT, HINGGA SEKOLAHAN
Memang, di era pak Jokowi ini banyak ide-ide brilian yang tak pernah terpikirkan oleh presiden-presiden sebelumnya. Baik oleh Soekarno, Soeharto, Profesor Habibi, Gus Dur, Profesor Megawati, maupun SBY.
Contohnya pajak sembako dan pajak SPP Pendidikan, selain asap knalpot tentu saja. Ini saya kira semua harus sepakat bahwa ide-ide itu adalah terobosan yang sangat spektakuler dan super brilian. Ibarat main sepakbola, ini adalah umpan terobosan yang langsung menukik ke jantung pertahanan dan tinggal disambut oleh striker untuk diceploskan ke gawang.
Jadi, saya kira, karena ini adalah terobosan yang canggih maka harus disambut dan didukung oleh seluruh rakyat indonesia dengan riang gembira dan gegap gempita. Jangan sampai lolos. Jangan kasih kendor. Jangan pula ditunda.
Kalau perlu rakyat semuanya harus bersuara dan mendesak agar bulan depan langsung dibuat payung hukumnya dan diberlakukan tanpa kecuali. Ingat apa kata pepatah Bulgaria Utara, apa yang bisa kau berikan pada presidenmu, jangan menuntut apa-apa pada pemerintahmu. Pasrah bongkokan aja!
Kita harus seyakin-yakinnya bahwa maksud rezim ini baik yakni dalam rangka menunaikan amanat konstitusi: mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan cara memajaki sekolah-sekolah sekaligus memajaki SPP siswa-siswinya. Sangat masuk akal sih, kalau dipajaki kan SPP berasa mahal sehingga siswa-siswa akan menjadi lebih sungguh-sungguh dalam belajar dan menghargai jam belajar.
Sebagai rakyat kita harus memahami cara berpikir beliau yang pernah lama jadi tukang kayu dan hidup di pinggiran kali, bahwa berpikir itu yang simpel saja tapi brilian. Kalau mau mencerdaskan kehidupan bangsa ya tinggal pajakin aja murid-murid sekolahnya. Bukan dengan memperbanyak beasiswa dan pendidikan gratis untuk diperebutkan anak-anak bangsa khususnya dari kalangan orang tua miskin yang angkanya mencapai 120 juta jiwa itu.
Yakinlah, bahwa memberikan beasiswa hingga perguruan tinggi atau memperbanyak pendidikan gratis bagi anak-anak bangsa yang cerdas bukanlah solusi. Malah akan menjadi beban bagi negara. Yang benar, palaki eh pajaki dan naikkan terus nanti pajaknya tahun demi tahun. Maka bangsa ini akan semakin cerdas dengan sendirinya.
(By Among Kurnia Ebo)