[PORTAL-ISLAM.ID] Seringkali kita melihat sebuah pertarungan itu tak imbang.
Misalnya seperti dalam ilustrasi yang saya lampirkan di posting kali ini. Silahkan lihat kembali gambarnya.
Bagaimana seorang laki-laki harus menghadapi seekor gurita besar dengan belalainya yang banyak dan panjang siap mencengkram bahkan meremukkan tubuhnya dari mana saja.
Dan sang lelaki cuma bermodalkan sapu di tangan. Sangat tak berarti bagi gurita yang bertubuh besar tersebut.
Pertempuran berjalan sangat tak sepadan.
Ini potret yang sekali lagi kerap terjadi di kehidupan.
Betapa orang yang lemah, tak punya kekuasaan, hanya bersenjatakan argumen... meski argumentasinya itu se-valid, se-shahih dan seberapa kuatnya pun diikuti bukti-bukti yang terang benderang yang seyogyanya mampu menyapu dakwaan serta pembenaran diri musuh-musuhnya... pada akhirnya manakala ia berhadapan dengan musuhnya yang berlindung dibalik jubah kekuasaan... yang memiliki pengaruh menggurita serta tangan-tangan mencengkram kuat segala birokrasi hukum... yakinlah bila diatas kertas, orang-orang lemah alias Musthad'afin tadi pasti kalah.
Dan kita tak perlu berlaku munafiq sebagaimana perilaku orang-orang yang berkedok membela keterzholiman Sayyidina Husain yang syahid terbunuh di Karbala dengan cara meratapi dan menyakiti dirinya sendiri padahal justru kitalah yang lari jauh dari ajaran datuknya, Rasulullah Muhammad SAW.
Kita boleh menangis mengenang betapa zholimnya para "pembunuh" Ahli Bait Rasul itu, namun ingat, kita punya Tuhan. Dan Tuhan yang kita sembah itu tidak menyukai bila kita menganiaya diri sendiri meskipun dengan alibi membela ahli bait Nabi-Nya.
Jika memang tak ada cara lain yang bisa ditempuh untuk membantu para Musthadafin ini, maka ingatlah juga bahwa Allah yang kita sembah itu tidak pernah tidur apalagi mati.
Setiap kejadian tercatat detil dalam database-Nya di Lauhul Mahfudz.
Akan ada waktunya bagi kita atau orang-orang yang terzholimi mendapat keadilan.
Jika keadilan itu tidak kita temui di dunia, maka pasti akan ada keadilan dari sisi Allah kelak di Yaumil Mahsyar.
Oleh sebab itu, cukup ucapkan saja... sampai jumpa di pengadilan akhirat.
(Ustadz Armansyah)