وَالضُّحٰىۙ
Wad dhuha… oleh Kementerian Agama, terjemahannya standar saja, "Demi waktu dhuha (ketika matahari naik sepenggalah)".
Namun, Yusuf Ali dalam terjemahan Bahasa Inggrisnya memberi nuansa yang lebih agung, "By the Glorious Morning Light", alias "Demi Cahaya Pagi yang Gemilang".
Jika engkau sempat menengok fajar di Tanah Suci, di Makkah tempat surah itu turun atau di Madinah tempat Rasulullah menjalani akhir hidupnya, translate punya Yusuf Ali itulah yang lebih presisi.
Tak seperti di kota-kota besar di mana kemunculan mentari disembunyikan gedung-gedung, sinar pagi menyeruak dari cakrawala di Tanah Suci secara dramatis.
Bahwa ia masih terus-menerus terbit dengan begitu gemilang memang selayaknya pertanda bahwa Tuhan-mu tak pernah meninggalkan engkau..
Ia menemukanmu kebingungan dan memberikan petunjuk...
Ia menemukanmu kekurangan dan memberi kecukupan...
Maka atas semua nikmat yang dianugerahkan-Nya, bersyukurlah...
(BY Fitriyan Zamzami)
___
*Keterangan foto: Fajar di Pemakaman Baqi, Madinah. Fitriyan Zamzami/Republika