Post Khidhirisme, antara halu dan klaim dusta
Oleh: Ustadz Anshari Taslim
Banyak orang masih mau membuka masalah apakah Nabi Khidhr masih hidup atau tidak.
Alhamdulillah saya sudah khatam baca perdebatan itu termasuk riwayatnya. Tapi itu menjadi tidak terlalu penting lagi, karena bukan itu inti persoalan.
Yang jadi inti persoalan adalah ketika pertemuan dengannya bahkan sampai mendapat ilmunya jadi obral murah di depan publik sehingga menyesatkan banyak orang.
Bagi yang mentadabburi kisahnya dengan Nabi Musa di surah Al-Kahfi akan terasa betapa beratnya bahkan hampir mustahil untuk bersabar menjadi muridnya Nabi Khidhr. Apakah ada tarekat yang bisa mengalahkan amal dan keshalihan dan lebih sabar daripada Nabi Musa sehingga bisa lulus jadi muridnya, sementara beliau gagal?
Jangan sampai nanti ada orang membunuh anak kecil tak berdosa dengan alasan mendapat ilmu dari Nabi Khidhr. Justru dikisahkannya itu dalam Al-Qur`an ingin memberi pelajaran tidak akan ada yang mampu menjadi muridnya, dan tak ada yang boleh keluar dari syariat Nabi untuk melakukan hal aneh dan kebid'ahan mengatasnamakan beliau.
Apalagi yang ngaku mendapatkan ilmunya ini bukan orang yang terkenal wara', tidak terlihat zuhud, belum jelas dedikasi dan perjuangannya, yang ada malah dikenal menebar kebencian pada kelompok dakwah tertentu dengan hujjah yang amat lemah, bahkan kurang beradab dengan almamaternya.
***
Lagian kenapa memilih pertemuan dengan Nabi Khidhr yang masih kontroversial. Ada pertemuan yang disepakati oleh para ulama bahwa itu bisa terjadi, yaitu bertemu dan diberi karunia oleh Malaikat utusan Allah yang menjelma jadi Manusia.
Setahu saya tidak ada ulama manapun yang memustahilkan manusia saat ini bisa didatangi malaikat rahmat utusan Allah dalam wujud manusia.
Tapi meski demikian, tidak setiap orang ngaku bertemu apalagi sampai dapat ilmu dari malaikat bisa dipercaya apalagi kalau pertemuannya diobral murah sebagai penglaris ketenarannya. Nanti dia bisa jadi Lia Edan.
***
Bahkan ada yang lebih dahsyat dari itu, ada yang mengaku bertemu dengan Rasulullah dalam keadaan terjaga menunjukkan betapa dekatnya dia dengan Rasulullah, eh tahu-tahu jadi pendukung rezim As-Sisi yang membantai ribuan kaum muslimin dan saat ini masih membantai banyak ulama dan aktivis dakwah. Apa mungkin orang begini mau ditemui Rasulullah? Eh mungkin saja tapi ditemui untuk digampar.
***
Bila pertemuan dengan Nabi, malaikat ataupun wali seperti ini mudah diobral maka dia rentan sekali dijadikan penyesatan terhadap awam, jangan heran nanti di musim Pilpres akan ada yang ngaku mimpi ketemu Nabi menyuruh memilih salah satu calon tertentu. Nanti dibalas oleh lawannya ngaku ketemu malaikat disuruh milih calon yang lain. Mau jadi apa umat ini kalau itu dibiarkan?
[Fb]