[PORTAL-ISLAM.ID] Wakil Ketua Gerakan Perlawanan Islam Hamas, Musa Abu Marzuq menegaskan bahwa penjajah Israel lah yang meminta gencatan senjata dengan perlawanan Palestina. Agresi ini menjadi kegagalan besar bagi Netenyahu.
Abu Marzuq memperkirakan, dalam wawancaranya dengan TV Almayadin bahwa dalam dua hari akan diupayakan gencatan senjata, seperti disampaikan situs Hamas.
“Saya yakin upaya saat ini untuk mewujudkan gencatan senjata akan berhasil,” tegasnya.
Ia mengisyaratkan bahwa gencatan senjata akan didasarkan kepada prinsip beriringan bahwa gencatan senjata terkait Jalur Gaza dan tidak mencakup wilayah konfrontasi di Tepi Barat dan Palestina Dalam (wilayah jajahan 1948).
Abu Marzuq menampik bahwa panglima Brigade Izzuddin Al-Qassam Muhammad Daif menjadi korban serangan. Daif baik-baik saja dan masih mengendalikan peperangan.
Abu Marzuq menegaskan bahwa perimbangan dalam pertempuran yang dilakukan Hamas terlihat jelas. Bombardir Israel dibalas bombardir perlawanan. Eskalasi dibalas eskalasi. Roket Al-Qassam ke Tel Aviv memaksa presiden Amerika Joe Biden menghubungi Mahmoud Abbas.
Abu Marzuq mengisyaratkan bahwa Washington sebelumnya menolak membalas serangan dan agresi Israel ke Gaza di Dewan Keamanan PBB namun sikapnya berubah setelah Tel Aviv digempur perlawanan.
Al-Quds menurut Abu Marzuq adalah garis merah dan judul pertempuran yang meletus karena membela Al-Aqsha dan Syekh Jarrah. Hamas melakukan perlawanan untuk membela Al-Aqsha dan Al-Quds dan untuk membebaskan Palestina seluruhnya.
Sebelumnya, Abu Marzuq menyatakan bahwa rakyat Palestina hidup secara terintegrasi antara Gaza dan perlawanan ada di Al-Quds dan Syekh Jarrah.
Abu Marzuq menegaskan dalam wawancaranya dengan Al-Quds Web TV bahwa rakyat hidup secara terintegrasi dan satu menuju tujuan yang sama yakni Palestina.
Kesatuan ini terbukti dalam Intifada besar di Tepi Barat dan Palestina Dalam serta Jalur Gaza dan perbatasan Libanon dan Yordania.
Perlawanan Palestina diyakini telah memberikan gambaran baru dalam menghadapi penjajah Israel. Meski kematian dan kesyahidan serta aroma darah, ditemukan kesabaran dan keyakinan serta harapan kembali ke Palestina dan membebaskan Palestina.
Perlawanan dan Al-Qassam tidak akan tinggal diam, sementara warga Al-Quds, Syekh Jarrah meminta tolong kepadanya.
(Sumber: PIP)