[PORTAL-ISLAM.ID] Peristiwa lengsernya Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Dur masih menyisakan misteri yang belum terungkap gamblang. Terlebih lagi jika video acara Kick Andy yang dipandu Andy F. Noya pada 15 November 2007 diputar kembali.
Saat itu, di acara yang dipancarluaskan salah satu stasiun TV swasta, Gus Dur dengan gamblang menyebut ada dua nama tokoh yang memiliki andil besar dalam pelengseran dirinya.
Jawaban itu disampaikan Gus Dus setelah mendapat pertanyaan langsung dari Andy Noya.
"Upaya mencopot Anda, siapa orang yang paling bertanggung jawab atas pencopotan tersebut, menurut Anda?" tanyanya.
"Dua. Amien Rais dan Megawati," jawab Gus Dur dengan gayanya yang santai.
"Mengapa?" cecar Andy.
"Tanya sana dong, kok tanya saya," sergap Gus Dur.
Jawaban Gus Dur itu hingga kini menyimpan misteri tentang bagaimana sebenarnya kedua aktor yang disebut tersebut melengserkannya.
Senada itu, anak Gus Dur, Yenny Wahid tegas menyatakan bahwa ayahnya lengser karena kudeta yang dilakukan oleh parlemen.
PDI Perjuangan merupakan partai dengan suara mayoritas di parlemen kala itu setelah menang di Pemilu 1999. Megawati juga berambisi tinggi untuk menjabat sebagai presiden. Hanya saja, pemilihan presiden masih menggunakan mekanisme mandatori dari MPR, tidak seperti saat ini yang langsung dipilih oleh rakyat.
“Jadi jelas politis,” kata Yenny kepada media di Peace Village, Sinduharjo, Ngaglik, Senin (6/1/2020).
Dia juga mengurai bahwa penyebab terakhir yang menjadi pemicu Gus Dur dilengserkan adalah pergantian kapolri. DPR memberi ultimatum bahwa kapolri baru harus “nurut” dengan mereka. Jika tidak, maka pemakzulan presiden jadi opsi selanjutnya.
Gus Dur saat itu dikabarkan menghendaki Chaeruddin Ismail sebagai Kapolri. Namun demikian, Megawati beda pilihan dan lebih menginginkan Surojo Bimantoro.
Pernyataan Yenny mendapat pembenaran dari Eks Jurubicara Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Adhie M. Massardi yang menyebut ada konflik antara Gus Dur dengan kalangan elite di Indonesia. Tidak terkecuali dengan wakilnya sendiri kala itu yaitu Megawati Soekarnoputri.
Menurutnya, jika kala itu Megawati sebagai pemilik partai dengan suara terbesar tidak mendorong sidang istimewa untuk melengserkan Gus Dur, maka sidang istimewa itu tidak akan terjadi.
"Faktanya yang menggantikan Gus Dur adalah Megawati," tegas Adhie.
Pada tanggal 23 Juli 2001, sidang istimewa digelar untuk memakzulkan Gus Dur dari kursi presiden, meski tidak diikuti Fraksi PKB dan PDKB. Sidang istimewa juga dilakukan untuk mengangkat Megawati sebagai Presiden ke-5 RI sekaligus memilih Hamzah Haz yang kala itu menjabat Ketum PPP sebagai wakil presiden melalui voting.
Pertanyaan mengenai bagaimana Gus Dur lengser dan digantikan Megawati Soekarnoputri muncul seiring ramainya publik membahas pasangan Prabowo Subianto dan Puan Maharani untuk Pilpres 2024 mendatang.
Pasangan ini konon merupakan pemenuhan perjanjian Batutulis yang gagal diwujudkan pada Pilpres 2014 lalu. Di mana PDIP dan Partai Gerindra disebut sepakat untuk mendorong Prabowo Subianto sebagai presiden setelah kedua partai berkoalisi mendukung pasangan Megawati-Prabowo di Pilpres 2009.
Prabowo Subianto seolah diingatkan untuk menimbang dengan matang calon wakil presiden yang akan dipilih dengan mengingat kembali apa yang terjadi pada Gus Dur. Jangan sampai saat nanti menang di pilpres, Prabowo bernasib sama seperti Gus Dur.[rmol]